Kementerian Pertahanan Ukraina mulai menerapkan penggunaan teknologi pengenal wajah Clearview yang berbasis AI untuk melawan Rusia.
Hal ini dikonfirmasi oleh pihak Clearview, startup asal AS, yang menawarkan penggunaan teknologinya untuk mengenali pasukan Rusia yang melakukan invasi, memerangi misinformasi dalam perang, dan mengidentifikasi korban jiwa.
Ukraina mendapat akses gratis ke mesin pencari wajah milik Clearview yang sangat lengkap, yang membuat pemerintah Ukraina bisa mengenali dan menyaring orang-orang yang melewati pos pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Clearview langsung menawarkan penggunaan teknologinya ini, lewat surat yang dikirimkan CEO Clearview Hoan Ton-That ke pemerintah Ukraina.
Baca juga: Adu Kuat Influencer TikTok Rusia vs Amerika |
Di sisi lain, Clearview mengaku tak menawarkan teknologi ini ke Rusia, yang menyebut invasinya ke Ukraina ini sebagai 'operasi khusus', demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (14/3/2022).
Pihak Kementerian Pertahanan Ukraina sendiri belum memberikan komentar resminya soal pemakaian teknologi Clearview ini. Namun sebelumnya juru bicara Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengaku pihaknya tengah mempertimbangkan tawaran dari perusahaan AS yang berbasis kecerdasan buatan seperti Clearview.
Sejak diinvasi oleh Rusia, Ukraina menerima banyak tawaran bantuan dari berbagai perusahaan Barat. Bantuan tersebut bentuknya bermacam, dari hardware untuk mengakses internet, software keamanan siber, dan lain sebagainya.
Sejauh ini, Clearview sudah mengumpulkan lebih dari dua miliar gambar yang berasal dari media sosial Rusia VKontakte, menambah besar database mesin pencari gambar mereka yang sudah berisi lebih dari 10 miliar gambar.
Dengan database tersebut, seharusnya Clearview bisa membantu Ukraina untuk mengidentifikasi korban tewas dengan lebih mudah, tanpa perlu mencocokkan sidik jari. Bahkan, menurut Ton-That, teknologinya ini tetap bisa berfungsi meskipun sebagian wajahnya sudah tak dikenali.
Tak cuma itu, Ton-That pun menjelaskan kalau Clearview bisa dipakai untuk mempertemukan para pengungsi yang terpisah dari keluarganya, mengenali mata-mata Rusia, dan membantu Ukraina untuk memerangi perang hoax di media sosial.
Meski begitu, ia pun menegaskan kalau Clearview tidak boleh dijadikan satu-satunya alat identifikasi, dan ia juga tak mau teknologinya dipakai untuk melakukan pelanggaran perjanjian Geneva Conventions, yang menjadi standar kemanusiaan selama perang.
(asj/fay)