Transportasi online kini menjadi salah satu moda transportasi andalan banyak orang. Meski demikian, terdapat beberapa hal mengenai transportasi online yang belum banyak diketahui masyarakat.
Dalam hal ini, armada mobil atau sepeda motor yang tersedia pada aplikasi bukan merupakan milik perusahaan, melainkan milik perorangan dan rental. Selain itu, para pengendaranya pun bukan karyawan perusahaan penyedia layanan transportasi online, melainkan mitra driver.
Oleh karena itu, perusahaan layanan transportasi online, termasuk Grab Indonesia, menerapkan kebijakan melalui langkah-langkah pencegahan dan penanganan tindak kejahatan dan kekerasan seksual. Mengingat setiap moda transportasi memiliki risiko tersebut, baik kepada penumpang maupun mitra driver.
"Mitra driver merupakan garda terdepan dalam memberikan layanan berkualitas, untuk itu kami memperkuat protokol keselamatan dan keamanan guna mencegah tindak kejahatan dan kekerasan seksual bahkan dari tahap awal, yakni saat menyeleksi mitra driver," ujar Director of Business, Jabodetabek - Grab Indonesia, Iki Sari Dewi.
Iki menjelaskan, Grab menerapkan beberapa tahapan seleksi mitra driver, mulai dari registrasi, verifikasi, pelatihan dan aktivasi. Pada tahap registrasi, calon mitra diwajibkan lolos validasi keaslian dokumen dan berkas fisik, termasuk identitas diri dan kendaraan.
Selanjutnya, mitra driver diwajibkan mengikuti dan lulus pelatihan online. Adapun pelatihan ini diselenggarakan oleh GrabAcademy dengan melibatkan tim ahli independen. Pelatihan ini merupakan bagian dari pembekalan dan edukasi kepada mitra mengenai standar pelayanan hingga kode etik.
"Standar pelayanan dan kode etik inilah yang menjadi acuan bagi mitra driver dalam melayani penumpang, misalnya cara berkendara, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melayani penumpang, cara menyapa penumpang, hingga cara membangunkan penumpang yang tertidur," tambah Iki.
Selain pelatihan, mitra driver juga diwajibkan mengikuti tes online secara berkala. GrabAcademy merancang khusus materi agar mudah dipahami, misalnya dalam bentuk video animasi.
"Melalui tes berkala ini kami ingin memastikan mitra driver selalu teredukasi sehingga dapat mencegah terjadi tindak kejahatan dan kekerasan seksual, tidak hanya kepada penumpang namun bagi mitra sendiri. Karena risiko perjalanan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk mitra kami," ungkap Iki.
Di tahap terakhir, mitra Grab harus mengikuti pemeriksaan kelayakan kendaraan. Di Grab, kata Iki, hanya kendaraan dengan kondisi prima yang dapat beroperasi. Grab juga mengimbau para mitra driver untuk melakukan pemeliharaan kendaraan secara mandiri dan rutin.
Hingga saat ini, Grab telah bermitra dengan lebih dari sembilan juta driver GrabCar dan GrabBike, merchant dan agen untuk melayani jutaan konsumen di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Hal tersebut tentu menjadi tanggung jawab besar bagi perusahaan untuk memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang, oleh karena itu sejak hadir di Indonesia, kami menanganinya dengan serius, melalui langkah-langkah nyata, termasuk dalam seleksi mitra," kata Iki.
Meski memiliki tahapan cukup panjang, syarat tersebut nyatanya menghadirkan berbagai manfaat bagi para mitra. Hal ini pun diakui oleh salah seorang mitra driver GrabCar, Ignatius Bima.
"Saya udah hampir lima tahun menjadi mitra Grab, awalnya saya pikir jadi mitra Grab tuh gampang, ternyata nggak semudah yang saya bayangin, ada beberapa tahapan yang harus diikuti. Tapi setelah nge-Grab, saya sadar itu semua dilakukan supaya saya bisa ngasih pelayanan yang bagus ke pelanggan. Lewat tes online juga saya dan temen-temen jadi belajar hal-hal baru yang bermanfaat bagi kita," tutupnya.
Simak Video "Video: Grab Bantah Potong Komisi Mitra Lebih dari 20 Persen"
(fhs/fay)