Faza Moenik Komikus 'Si Juki' menjadi contoh bukti nyata bahwa industri komik di era digital punya masa depan menjanjikan. Pria yang mengaku sudah suka menggambar sejak kecil ini mengatakan selalu ingin bekerja sesuai hal yang ia suka.
"Beruntung saya punya support system yang baik. Waktu SMA, saya pun masuk jurusan animasi dan orangtua saya terutama ibu saya mendukung saya melakukan apa yang saya suka," ucapnya di sela Press Briefing 'A Month with Windows 11: Bring Content Creators Closer to What They Love', Jumat (5/11/2021).
Faza mengatakan kepada rekan media bahwa ia memiliki visi untuk bisa hidup dengan karya yang ia hasilkan. Dari sana, ia menemukan intellectual property (IP) atau kekayaan intelektual adalah hal yang bisa membuatnya makin melesat.
"Dari situ 'Si Juki' saya kembangkan dari komik ke animasi, ada merchandise, kolaborasi, lalu saya bikin perusahaan sendiri yang mengelola IP berbasis karakter untuk market Indonesia ataupun luar," kisahnya.
Mengenai pekerjaannya sebagai komikus, Faza mengaku selalu ada jalan untuk menemukan ide dan inspirasi. Ia bisa mendapat inspirasi dari film, membaca, atau dari kejadian yang sedang ramai dibicarakan.
"Tapi saya juga bisa dengan brainstorm. Ngobrol, tukar pikiran, biasanya itu suka muncul ide menarik," cuapnya.
Terus bagaimana sih caranya membuat komik digital? Faza mengatakan paling utama adalah menemukan ide dari cerita yang ingin dibuat. Kemudian, buat skrip untuk naskah yang kemudian akan dituangkan ke dalam gambar.
"Mulai script, story board, kurang lebih kalau bikin komik biasa ya script dulu ada. Baru kumpul tim, ada proses feedback, kemudian proses produksi komik atau animasi. Animasi lebih panjang sih, harus ada recording, satuin aset animasi, composing sampai editing," pungkasnya.
Simak Video "Video: Industri Komik Indonesia Dinilai Sulit Berkembang"
(ask/fay)