Teknologi Drone dan Misil Hellfire yang Tewaskan Pentolan ISIS-K
Hide Ads

Teknologi Drone dan Misil Hellfire yang Tewaskan Pentolan ISIS-K

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 01 Sep 2021 13:12 WIB
Drone MQ-9 Reaper
Drone MQ-9 Reaper. Foto: Getty Images
Jakarta -

Militer Amerika Serikat beberapa waktu lalu melancarkan serangan dari drone tak berawak yang menyasar kaum militan di Afghanistan. Misi ini menggunakan drone otonom jenis MQ-9 Reaper yang menembakkan misil AGM-114 Hellfire.

AS menyebut serangan drone itu menargetkan kendaraan yang membawa banyak pengebom bunuh diri yang berasal dari kelompok IS-K "Islamic State Khorasan". Pembom dilaporkan berencana untuk menargetkan Bandara Kabul, di mana militer AS sedang melakukan misi evakuasi.

Dua dalang serangan berhasil terbunuh menurut klaim AS. Namun ada pula laporan korban sipil di mana kabarnya 9 sembilan anggota keluarga, termasuk enam anak, tewas dalam serangan udara tersebut. AS masih menyelidiki kejadian ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beralih ke teknologi yang digunakan, drone MQ-9 dikendalikan secara jarak jauh dari markas asalnya di Timur Tengah. Drone yang juga dijuluki Predator ini punya sensor inbuilt dan radar, dapat terbang lebih dari 27 jam, membawa sampai 1.700 kilogram beban dan terbang setinggi 50 ribu kaki.

Seperti dikutip detikINET dari WioNews, Rabu (1/9/2021), drone ini dapat membawa misil Hellfire yang mematikan. Dalam serangan di Afghanistan, jenis Hellfire yang dipakai adalah R9-X, beratnya sekitar 45 kilogram. Selain dari drone, misil ini dapat ditembakkan dari helikopter dan kendaraan Humvee.

ADVERTISEMENT

Hellfire R9X 'Ninja' didesain untuk meminimalisir kerusakan di sekitarnya. Untuk menghancurkan sasaran, ia mengandalkan moncong yang terdiri dari semacam bilah-bilah pisau panjang yang tajam dan mematikan, muncul saat mencapai target. Kendaraan seperti mobil bisa dihancurkannya, bahkan tank.

Serangan semacam ini sebelumnya sudah beberapa kali dilakukan militer AS. Pada awal tahun 2020, Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, tewas dalam serangan misil yang ditembakkan lewat drone Amerika Serikat.

Drone yang dipakai dalam serangan tersebut juga adalah MQ-9 Reaper yang terbang nyaris sunyi. Waktu itu, MQ-9 Reaper meluncurkan misil Hellfire yang dipandu laser, mengarah dengan tepat dan menghancurkan konvoi mobil Soleimani.

Diketahui MQ-9 Reaper antara lain diterbangkan dari markas US Central Command yang berlokasi di Qatar. Dikendalikan oleh dua pilot secara remote, MQ-9 Reaper bisa terbang sampai 370 kilometer per jam dan dapat menyerang di lokasi manapun serta memperlihatkan tayangannya.

Program serangan drone AS sebenarnya cukup kontroversial. Lembaga Amnesty International dan Human Rights Watch mengkritiknya karena serangan semacam itu cukup sering menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil. Namun pejabat AS menyatakan program itu vital untuk melawan kelompok militan.

Kecanggihan drone dianggap sangat efisien untuk menghancurkan musuh dan meminimalisir korban dari militer AS karena dikendalikan dari jarak jauh. Dalam sebuah survei yang pernah diselenggarakan oleh lembaga Pew, sebanyak 61% warga AS mendukung program drone.




(fyk/fay)