Instagram menuai kecaman dari warganet seluruh dunia lantaran menghapus dan membatasi postingan terkait Al-Aqsa. Media sosial berbagi foto dan video ini akhirnya menjelaskan persoalan tersebut.
Seperti diketahui sejak Jumat pekan lalu, Al Aqsa menjadi lokasi bentrokan antara pasukan polisi Israel dan warga Palestina yang mengunjungi masjid tersebut untuk salat selama hari-hari terakhir Ramadan.
Dalam beberapa hari terakhir, banyak pengguna Instagram menggunakan tagar #AlAqsa untuk memberikan dukungan kepada warga Palestina. Namun banyak pengguna menyadari postingan yang menyoroti kekerasan di Al-Aqsa lenyap begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata pegawai Instagram yang juga menyadari hal itu. Dia kemudian melapor secara internal.
Dalam memo internal yang diperoleh laman BuzzFeed News, Instagram membenarkan kalau mereka telah menghapus konten-konten terkait masjid yang berlokasi di Yerusaalem itu. Penyebabnya karena sistem moderasi konten yang secara keliru mengaitkan Al Aqsa ini sebagai organisasi teroris.
Memang ada kelompok bersenjata yang dikenal sebagai Brigade Martir Al-Aqsa yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Diduga organisasi inilah yang keliru disamakan dengan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem oleh Instagram.
Pimpinan tim kebijakan Dangerous Organizations and Individuals Facebook menyebut penghapusan tersebut sebagai kesalahan penegakan hukum.
"Kami tidak pernah menetapkan Masjid Al-Aqsa di bawah kebijakan Dangerous Organizations, melainkan sebuah nama organisasi. Penghapusan hanya berdasarkan penyebutan nama masjid tentu saja merupakan kesalahan penegakan hukum dan seharusnya tidak pernah terjadi menurut kebijakan kami," ujarnya.
"Al-Aqsa adalah situs tersuci ke-3 umat Islam dan merupakan aspek sentral dari keyakinan bagi sekitar 1,8 miliar orang."
Facebook dilaporkan telah memperbarui panduannya untuk para moderator, bahwa mereka telah mencabut kata Al-Aqsa dari daftar moderasi. Dan kini Al-Aqsa telah diganti dengan istilah yang lebih detail.
(afr/asj)