Cara WhatsApp Jawab Tuduhan & Cegah Eksodus ke Telegram-Signal
Hide Ads

Blunder WhatsApp

Cara WhatsApp Jawab Tuduhan & Cegah Eksodus ke Telegram-Signal

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Minggu, 24 Jan 2021 17:20 WIB
Jutaan Orang Tinggalkan WhatsApp Akibat Masalah Privasi Data
Foto: DW (News)

3. Petinggi WhatsApp turun gunung

Iklan dan klarifikasi kurang cukup, maka bos WhatsApp sampai turun gunung memberi penjelasan. Chief WhatsApp, Will Catchcart menjelaskan panjang lebar di Twitter. Pesannya kurang lebih sama, percakapan di WhatsApp diklaim aman seperti sebelumnya.

"Kami bangga dengan layanan yang kami tawarkan dan kami akan terus mengembangkan teknologi untuk menyediakan komunikasi yang aman dan privat kepada sebanyak mungkin orang," tulis Will.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kenapa kami sangat berkomitmen pada enkripsi end to end dan mengapa kami terus meningkatkan privasi di WhatsApp, misalnya dengan peluncuran pesan yang dapat hilang otomatis di bulan November. Inovasi kami dalam soal privasi akan berlanjut," imbuh dia.

Head of Instagram, Adam Mosseri, juga menyatakan ada banyak informasi tidak benar soal kebijakan baru WhatsApp.

ADVERTISEMENT

"Ada banyak misinformasi tentang terms of service WhatsApp saat ini. Update kebijakan itu tak berdampak pada privasi pesan kalian dengan teman atau keluarga dalam cara apapun. Perubahan ini berkaitan dengan pesan pada bisnis di WhatsApp yang juga opsional," tulis Adam di Twitter.

4. WhatsApp kibarkan bendera putih

WhatsApp akhirnya mengibarkan bendera putih. WhatsApp memutuskan menunda kebijakan privasi baru selama 3 bulan sampai 15 Mei 2021.

"Kami mendengar dari banyak orang tentang banyaknya kebingungan terkait update terbaru kami. Ada banyak misinformasi yang menyebabkan kecemasan dan kami ingin membantu setiap orang memahami prinsip kami dan faktanya," tulis WhatsApp di blognya.

Namun sayang, langkah ini dinilai terlambat oleh sebagian pengguna dan pengamat. Meski WhatsApp sudah meyakinkan pengguna data mereka tidak akan disentuh, kebijakan baru ini sudah terlanjur mengakibatkan krisis kepercayaan. Eksodus ke Telegram dan Signal, tetap tidak bisa dicegah.

"Pengguna yang marah karena ini tidak akan ditenangkan," kata Honorary President of Hong Kong Information Technology Federation Francis Fong Po-kiu, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (19/1).

(fay/fyk)