Berbagai aksara hasil warisan nenek moyang terus diupayakan tetap hidup di tengah penggunaan aksara latin. Aksara Lontara yang bagian dari nusantara pun dilakukan digitalisasi.
Salah satu agar tetap menghidupkan aksara Lontara melalui kompetisi pembuatan website aksara yang berasal dari Sulawesi Selatan tersebut. Sebelumnya, kompetisi pembuatan website menggunakan aksara lokal sudah dilakukan untuk Jawa, Sunda, dan Bali.
Menggandeng Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), Yayasan Aksara Lontara Nusantara (YALN) menggelar lomba membuat website dengan konten aksara Lontara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontara Nusantara Nurhayati Rahman mengatakan, lomba pembuatan website berkonten aksara lontara menjadi momentum penting dalam menyelamatkan warisan bangsa dari kepunahan.
"Ikut dan berpartisipasi dalam lomba website ini, berarti ikut menyelamatkan warisan literasi kita," ujar Nurhayati dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/12/2020).
Dengan pembuatan website beraksara Lontara, diharapkan untuk membuka portal yang menghubungkan masa kini dengan masa silam Nusantara, khususnya masyarakat pemakai aksara Lontara yang terbukti mampu menghasilkan karya akan khazanah, antara lain mengandung epik La Galigo yang merupakan wiracarita terpanjang di dunia.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Wakil Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontara Nusantara Andi Alifian Mallarangeng. Disampaikannya, program Merajut Indonesia yang diusung Pandi bisa menggairahkan kembali dan membuktikan kepada dunia bahwa aksara nusantara dan budaya pendukungnya tetap hidup hingga saat ini.
Masih menurut Andi, saat ini dirinya membutuhkan website yang berbasis aksara nusantara untuk eksistensi bahwa huruf dan aksara Lontara masih digunakan sehari-hari didalam dunia digital.
"Dengan adanya website yang berbasis aksara Lontaraq, ini merupakan kesempatan, mari kita ikuti lomba membuat website berbasis aksara Lontaraq. Kita tunjukan bahwa di dunia digital, Lontara tetap eksis," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pandi Yudho Giri Sucahyo mengatakan, bahwa saat ini adalah kesempatan bagi masyarakat Sulawesi pada umumnya untuk bisa ikut melestarikan aksara daerahnya.
"Rangkaian program Merajut Indonesia melalui digitalisasi aksara nusantara telah bergeser ke Sulawesi, saatnya Masyarakat Bugis dan sekitarnya ikut andil dalam pelestarian aksara daerahnya melalui internet," ucapnya.
Kemudian Yudho berharap agar kegiatan lomba tersebut bisa mendapatkan antusias tinggi dari masyarakat agar bisa menjadi pembuktian kepada ICANN bahwa aksara Lontara masih banyak dipergunakan hingga saat ini.
"Semoga banyak peserta yang ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut, sehingga dari konten website yang masuk bisa menjadi bukti bahwa aksara lontaraq masih banyak penuturnya, dan ini menjadi hal penting agar bisa memudahkan proses pendaftaran ke ICANN untuk bisa didigitalisasikan ke internet," pungkas Yudho
(agt/fay)