Nama Menteri KesehatanTerawan Agus Putranto menjadi trending di mesin pencarian Google dan Twitter. Musababnya adalah wawancara Najwa Shihab dengan kursi kosong yang disediakan untuk Menkes Terawan Agus Putranto.
"Kesekian kalinya kami mengundang inilah kursi dan panggung Matanajwa untuk Menteri Terawan," kata Najwa Shihab dalam video singkat yang dilihat detikInet dari akun YouTube Najwa Shihab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikInet, Najwa Shihab bicara blak blakan soal kursi kosong untuk Menteri Kesehatan Terawan. Pengampu acara Mata Najwa ini menegaskan sedang tidak melakukan wawancara imajer, melainkan sedang mengajukan pertanyaan. "Pertanyaan, kan, tidak harus diajukan secara tatap muka. Bisa dilakukan secara jarak jauh dengan perantara macam-macam medium," kata Nana, begitu biasa dia dipanggil, Selasa (29/9/2020).
Menurut dia, di Indonesia model menghadirkan bangku atau kursi kosong bagi narasumber ini mungkin hal baru. Tak heran jika kemudian terasa mengejutkan bagi banyak orang terutama di media sosial. Namun di negara dengan tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang serta kuat ide ini bukan hal yang baru. "Misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa," kata Nana.
Treatment menghadirkan bangku atau kursi kosong juga berbeda dengan format wawancara imajiner. Nana menegaskan bahwa pertanyaan yang dia ajukan bukan imajiner atau karangan. Dalam video tersebut dia juga tidak membuat jawaban-jawaban fiktif atas pertanyaan tersebut.
Soal jawaban atas pertanyaan tersebut, menurut Nana bisa dijawab oleh Menteri Kesehatan Terawan kapan saja dan di mana saja. "Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja. Sebagai pengampu Mata Najwa, tentu saya berharap ia bersedia hadir di program saya," kata Nana.
Kalau pun Menkes tak bisa hadir di Mata Najwa, Nana mengaku akan cukup senang jika Terawan Agus Putranto menjawab sejumlah pertanyaan publik terkait tugas dan tanggung jawabnya sebagai Menteri Kesehatan. "Namun, sebagai bagian dari komunitas pers lebih luas dan juga seorang warga negara, saya sudah cukup senang jika Pak Menteri menjawab kegelisahan publik walau itu tidak dilakukan di Mata Najwa. Sebab kerja-kerja mengawasi proses politik dan pengambilan kebijakan adalah tugas bersama, dan saya percaya Narasi tidak sendirian melakukannya," papar Nana.
(erd/fay)