TikTok mengungkapkan secara detail jumlah pengguna aktif bulanan secara global dan di AS untuk pertama kalinya. Hal tersebut terdapat dalam gugatan TikTok terhadap pemerintahan AS atas pemblokiran TikTok yang akan berlaku bulan depan.
TikTok mengungkapkan pengguna aktif bulanan di AS telah tumbuh hampir 800% sejak Januari 2018. Saat itu aplikasi TikTok telah digunakan sekitar 11 juta orang di AS. Setahun kemudian angka tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 27 juta.
Baca juga: Karyawan TikTok Ikut Tuntut Donald Trump |
Dan pada Juni 2020 di mana masa-masa karantina pandemi COVID-19 jumlah total pengguna aktif bulanan di AS melonjak menjadi lebih dari 91 juta pengguna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir detikINET dari CNBC, TikTok mengatakan Lebih dari 100 juta orang AS merupakan pengguna aktif bulanan. Dan TikTok juga mengklaim bahwa memiliki lebih dari 50 juta pengguna AS setiap hari.
Berikut rincian angka pertumbuhan pengguna TikTok di AS:
Januari 2018: 11.262.970 pengguna aktif bulanan AS (MAU)
Februari 2019: 26.739.143
Oktober 2019: 39.897.768
Juni 2020: 91.937.040
Agustus 2020: Lebih dari 100 juta berdasarkan penggunaan triwulanan
Secara global, TikTok telah mengalami lonjakan pengguna yang serupa. Perusahaan mengatakan memiliki sekitar 55 juta pengguna global pada Januari 2019. Dan angka tersebut naik signifikan menjadi lebih dari 271 juta pengguna pada Desember 2018 dan 507 juta pengguna pada Desember 2019.
Di bulan ini, TikTok telah melampaui lebih dari dua miliar jumlah unduhan. Di mana pengguna aktif bulanan pada Juli 2020 hampir 799 juta setiap bulan.
Berikut rincian angka pertumbuhan pengguna TikTok secara global:
Januari 2018: 54.793.729
Desember 2018: 271.188.301
Desember 2019: 507.552.660
Juli 2020: 689.174.209
TikTok saat ini sedang berjuang untuk mempertahankan aplikasinya tetap beroperasi di AS. Seperti diketahui pemerintah AS menganggap TikTok sebagai ancaman keamanan nasional karena induk perusahaan TikTOk yakni ByteDance berbasis di China.
TikTok dalam gugatannya yang diajukan pada senin (24/08) mengatakan bahwa AS tidak memiliki bukti bahwa perusahaan tersebut telah berbagi data dengan pemerintah China dan melarang TikTOk dari proses hukum yang semestinya.
Masih banyak berita soal TikTok di sini.
(jsn/fay)