Murid Banjiri Aplikasi Belajar dengan Rating Jelek, Ada Apa?
Hide Ads

Murid Banjiri Aplikasi Belajar dengan Rating Jelek, Ada Apa?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 11 Mar 2020 08:46 WIB
TOKYO, JAPAN - JULY 16:  A man uses his smartphone on July 16, 2014 in Tokyo, Japan. Only 53.5% of Japanese owned smartphones in March, according to a white paper released by the Ministry of Communications on July 15, 2014. The survey of a thousand participants each from Japan, the U.S., Britain, France, South Korea and Singapore, demonstrated that Japan had the fewest rate of the six; Singapore had the highest at 93.1%, followed by South Korea at 88.7%, UK at 80%, and France at 71.6%, and U.S. at 69.6% in the U.S. On the other hand, Japan had the highest percentage of regular mobile phone owners with 28.7%.  (Photo by Atsushi Tomura/Getty Images)
Murid di China Banjiri Aplikasi Belajar dengan Rating Jelek, Ada Apa? Foto: Atsushi Tomura/Getty Images
Jakarta -

Karantina akibat wabah virus corona di Wuhan, China memaksa sekolah untuk tutup dan murid-murid dirumahkan. Tapi mereka tetap harus mengikuti pelajaran secara online dari rumah menggunakan aplikasi bernama DingTalk.

Tapi aplikasi yang dimiliki Alibaba ini mendadak dibanjiri oleh rating bintang satu dari murid-murid tersebut. Dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (10/3/2020) membanjirnya ulasan jelek ini dikarenakan rumor yang menyebut aplikasi dengan bintang satu akan ditendang dari Apple App Store.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data dari App Annie, DingTalk menerima lebih dari 15 ribu ulasan bintang satu pada 11 Februari dan sekitar 2.000 ulasan bintang lima. Dalam semalam, rating DingTalk di App Store terjun bebas, dari 4,9 menjadi 1,4.

Karena aplikasinya terus diserang oleh ulasan negatif, DingTalk sampai membuat video berisi permintaan maaf yang diunggah di Bilibili, layanan streaming di China. Video tersebut telah ditonton hampir 17 juta kali dan berisi meme dan kartun dengan lirik yang memohon ulasan lebih baik.

ADVERTISEMENT

"Tolong jangan berikan saya rating bintang satu lagi. Saya terpilih untuk melakukan pekerjaan ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan," tulis salah satu lirik di video tersebut.

Screenshot video permintaan maaf DingTalkScreenshot video permintaan maaf DingTalk Foto: TechNode

Sebagai respons terhadap video permohonan tersebut, murid-murid menulis komentar candaan bahwa mereka ingin memberikan bintang lima kepada DingTalk tetapi diberikan lewat lima 'cicilan'.

Setelah itu DingTalk mulai mendapat banyak bintang lima. Rupanya ulasan ini datang dari orang tua dan pengguna lebih tua yang tidak senang anak-anak bolos sekolah.

Walau telah diserang dengan ulasan buruk, aplikasi DingTalk saat ini masih bisa diakses di App Store. CEO Dingtalk Chen Hang pun tidak merasa tersinggung dengan ulasan buruk yang diberikan murid-murid di Wuhan.

"Sudah menjadi sifat anak-anak untuk suka bermain. Jika saya berada di posisi mereka dan harus mengikuti pelajaran online setiap hari, saya mungkin akan memberi ulasan bintang satu juga," kata Hang.




(vmp/fay)