Semakin populernya belanja online di Indonesia ternyata mendorong munculnya pola-pola yang memperlihatkan kebiasaan orang Indonesia saat berbelanja. Facebook dan Bain & Company pun meneliti kebiasaan ini sebagai bagian dari studi berjudul 'Riding the Digital Wave: Southeast Asia's Discovery Generation'.
Head of Marketing Facebook Indonesia, Hilda Kitti mengatakan konsumen di Indonesia dan Asia Tenggara dikategorikan sebagai Discovery Generation. Sebutan ini digunakan karena mereka tidak tahu ingin membeli apa saat berbelanja.
"Berdasarkan studi kami 64% orang Indonesia tidak tahu maunya apa saat berbelanja," kata Hilda di The Hermitage, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: 53% Penduduk Indonesia Sudah Belanja Online |
Tidak hanya itu, 57% dari orang Indonesia juga bisa mendapatkan inspirasi untuk berbelanja atau membeli sesuatu setelah melihatnya di media sosial atau platform lainnya.
Karena kedua kebiasaan di atas, orang Indonesia juga lebih terbuka dengan brand baru saat berbelanja online. Studi ini menemukan 66% konsumen Indonesia lebih terbuka terhadap brand baru.
"Bahkan 50% dari mereka ini beli di toko yang tahun sebelumnya mereka tidak pernah dengar. Apalagi sekarang banyak banget toko online yang baru," jelas Hilda.
Orang Indonesia juga tidak memiliki loyalitas terhadap satu brand atau platform e-commerce saat berbelanja online. Mereka biasanya mengunjungi 3,8 situs sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu.
82% responden Indonesia menghabiskan waktu untuk membandingkan produk dan membaca ulasan sebelum membeli. Walau belanjanya online, konsumen digital Indonesia juga masih mengunjungi toko offline untuk melihat wujud barang yang ingin dibeli secara langsung.
"30% dari pembelanja di Indonesia mengecek barang dulu sebelum akhirnya beli online. Perjalanan omnichannel tetap penting, jadi offline dan online experience itu tetap penting," pungkas Hilda.
(vmp/fay)