Pada musim panas 1998, ketika Bezos masih berusaha mengembangkan Amazon, yang memakai meja dari pintu bekas tak cuma pria berkepala plontos itu. Hampir semua meja di kantor Amazon dibuat menggunakan bahan yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu saya menyadari kalau semua meja yang ada di kantor itu ternyata sama," tambahnya.
Meja dari pintu bekas itu kemudian menjadi semacam legenda di Amazon. Bahkan mereka pun sampai membuat video tutorial untuk membuat meja semacam itu.
(Halaman berikutnya: Kisah pembelian "meja legendaris" Amazon)
Kisah 'Meja Legendaris' Amazon
Foto: Istimewa
|
Lalu saat ia dan Bezos mencari meja di Home Depot, mereka melihat sebuah pintu yang harganya jauh lebih murah ketimbang meja. "Ia (Bezos) pun memutuskan untuk membeli pintu dan memasang kaki (untuk dijadikan meja)," ujarnya.
Sebenarnya, Amazon bukan tak mampu untuk membeli meja seperti di perkantoran pada umumnya. Namun menurut Randolph, Bezos pernah menjelaskan filosofinya terkait penggunaan meja murah itu.
"Ini adalah cara untuk menunjukkan kalau kami hanya mengeluarkan uang untuk hal yang berdampak pada konsumen, bukan hal yang tak berdampak (pada konsumen)," ujar Bezos kepada Randolph kala itu, demikian dikutip detikINET dari Business Insider, Senin (9/9/2019).
Mungkin hal ini terlihat ekstrim, namun sejak dulu itulah prinsip yang dianut oleh Bezos. Yaitu mengutamakan konsumen di atas segalanya. Hal itu juga yang mungkin menjadi kunci kesuksesan Amazon, dari sekadar startup ecommerce dan kini sudah menjadi raksasa peritel online, bahkan menjadi perusahaan dengan valuasi tertinggi di dunia.
Fokus Amazon pada konsumen juga menjadi prinsip pengembangan Amazon ketika merambah berbagai industri. Bahkan dalam surat pertama Amazon ke para pemegang sahamnya pada 1997, mereka menulis, "Kami akan melanjutkan untuk berfokus tanpa henti untuk konsumen kami".