Lantas, sejak pertama kali ditemukan kenapa USB tidak dibuat reversibel saja sehingga ujungnya itu bisa dicolok bolak-balik tanpa memusingkan bagian atas-bawah, seperti halnya USB Type-C? Hal ini coba dijelaskan oleh Ajay Bhatt, salah satu penemu teknologi tersebut.
Baca juga: Sedang Ramai Dibahas, Apa Itu FoxPro? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Intel, nama-nama seperti Compaq, IBM, dan Microsoft juga ikut terlibat dalam meramu port yang sifatnya lebih universal. Bukan cuma urusan merancangnya yang menjadi soal, karena mereka juga harus meyakinkan para produsen PC untuk mengimplementasikan standar mereka.
Kala itu ada beberapa vendor yang cukup sensitif terkait dengan biaya untuk mengikuti standar konektor tersebut. Hal ini juga yang memengaruhi bentuk dari USB.
"USB yang dapat terhubung melalui dua arah membutuhkan dilipatgandakannya kabel dan sirkuit, yang kemudian dapat melipatgandakan biaya," ujarnya, sebagaimana detikINET kutip dari The Verge, Rabu (26/6/2019).
![]() |
Baca juga: Penyesalan Terbesar Bill Gates: Android |
Saat diperkenalkan pada 1996, USB diproyeksikan untuk menggantikan port-port berukuran besar kala itu. Meski demikian, siapa sangka, perangkat ini juga justru sukses menggusur standar FireWire milik Apple, yang punya kecepatan transfer lebih tinggi, tetapi lebih mahal.
Kini, standar modern dari USB, USB Type-C, sudah menyelesaikan masalah kemampuan reversibel dari port tersebut. Ia sekaligus memberikan pengisian daya yang lebih baik dan transfer data yang lebih cepat.
(mon/krs)