Konferensi tingkat dunia yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia tersebut akan membahas tentang beragam solusi bisnis terkait finansial dengan menggunakan PostgreSQL.
PGConf.ASIA 2019 merupakan ajang tahunan konferensi internasional di Asia, yang hampir setiap tahun diselenggarakan di Tokyo, Jepang. Komunitas PostgreSQL tersebut akan mempertemukan para pengguna, pengembang, dan para ahli, memaparkan implementasi bisnis, terobosan, peningkatan efisiensi, sekuriti, professional support, studi kasus, kisah sukses, fitur baru, dan best practice dari PostgreSQL database Open Source.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terselenggaranya Konferensi Postgres terbesar di Asia ini merupakan bentuk kepercayaan dunia Open Source terhadap Indonesia", kata Julyanto Sutandang, CEO Equnix Business Solutions, Pte Ltd.
Ada topik yang sangat menarik dari PGConf.Asia kali ini, Apphosa membawa suatu terobosan besar dalam peningkatan kinerja sehingga PostgreSQL dapat bekerja 350% sampai dengan 600% lebih cepat daripada sistem yang menggunakan hanya NVMe. Hal ini suatu terobosan yang sangat besar, kita dapat menyelamatkan anggaran lebih dari tiga kali lipat. Terobosan ini dimungkinkan dari riset Sistem Operasi, Antrian sistem file, dan optimisasi thread dari tim Apphosa, Korea. Sebuah penemuan yang sangat brilian.
Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan PGConf.ASIA 2019, yang biasanya digelar di Jepang, menunjukkan bahwa perkembangan serta popularitas PostgreSQL di tanah air telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Perusahaan perbankan, telekomunikasi, ritel modern, dan instansi pemerintah telah menggunakan sistem database PostgreSQL.
Di tingkat global, selama dua tahun berturut-turut, PostgreSQL berhasil mempertahankan posisi puncak sebagai database dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut DB-Engines. Di sisi popularitas, DB-Engines melaporkan bahwa database open source mengalami peningkatan popularitas setiap tahunnya sejak 2013 dan telah menggerus pangsa pasar database komersial. Meskipun database komersial masih memimpin pasar, tapi database open source menunjukkan tren penguatan untuk menjadi mayoritas dalam tampo 12 hingga 18 bulan mendatang.
"Masyarakat bisnis Indonesia telah siap mengadopsi PostgreSQL dengan lebih mendalam. Indonesia membutuhkan open source untuk memperkuat perekonomian, menghemat biaya, dan menjamin integritas data serta keamanan. Perlu adanya dukungan semua pihak terutama kalangan enterprise dan pemerintah," tambah Julyanto.
Perhelatan PGConf.ASIA 2019 telah mendapatkan dukungan dari sejumlah sponsor, di antaranya adalah 5 perusahaan besar, yang menunjukkan kemajuan dukungan positif terhadap PostgreSQL di tanah air. Dengan demikian, para peserta konferensi hadir secara independen tanpa aliansi industri sehingga mampu menyuguhkan pandangan yang realistis.
Terselenggaranya PGConf.ASIA 2019 juga berkontribusi terhadap industri Meeting, Incentive, Convention, & Exhibition (MICE) yang merupakan salah satu sektor pariwisata yang menjadi fokus pemerintah melalui kementerian pariwisata. Menurut data International Congress & Convention Association (ICCA) 2018, peserta atau wisatawan MICE memiliki kemampuan berbelanja sekitar 7 kali lipat dari kemampuan wisatawan biasa.
Dengan demikian, perlu dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah agar perhelatan internasional ini bisa terselenggara dengan baik dan sukses demi kemajuan perkembangan PostgreSQL di Indonesia. "Kemajuan perkembangan PostgreSQL tidak hanya bergantung kepada komunitas tetapi juga adanya dukungan dari semua pihak untuk membangun ekosistem bisnis yang membangun," tutup Julyanto dalam keterangan yang diterima detikINET. (asj/asj)