Saat itu tahun 2011, pengguna ponsel 'si robot hijau' mulai bergeliat. Hal ini pun ditunjang dengan serbuan deretan ponsel Android dari berbagai vendor. Namun pertanyaannnya adalah, bagaimana dengan RIM? Apa mereka mau?
Mike Kirkup, Director of Developer Relations RIM saat itu mengatakan, pihaknya tidak memiliki rencana atau ketertarikan untuk membuka akses BBM bagi lintas platform. Baik itu untuk perangkat mobile atau PC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alasan lain adalah terkait infrastruktur untuk menjalankan BBM adalah terlalu internal, sehingga jika dibuka untuk sistem di luar RIM malah akan menjadi ide yang buruk," tukas Mike.
Baca juga: Ping! Mengenang BlackBerry Messenger |
"Saya tidak mengatakan bahwa hal ini (membuka akses BBM-red.) tidak bisa terjadi, hanya saja saya tidak melihat benefit dari hal itu," lanjutnya.
Ketika itu, aplikasi chatting memang sudah banyak bersliweran di luaran. Namun RIM mengklaim bahwa dari aplikasi-aplikasi tersebut tak ada yang sebaik BBM.
"Sehingga saya percaya jika BBM harus tetap berada di tempatnya," Mike menandaskan.
Namun seiring berjalannya waktu, RIM melunak. Hingga akhirnya mereka benar-benar membuka akses BBM untuk Android dan juga Apple iOS.
Halaman Selanjutnya: BBM Buka Diri Buat Android dan iOS
BBM Buka Diri Buat Android dan iOS.
Foto: detikinet
|
Lalu sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2006, apa yang membuat akhirnya perusahaan asal Kanada itu 'melepas' BBM ke platform lain?
"Mengapa kami melakukannya sekarang? Platform BlackBerry 10 didukung sangat kuat dan ini waktu yang tepat untuk mendukung BBM menjadi solusi messaging yang berdiri sendiri," kata Heins.
Di salah satu presentasinya juga, Heins mengatakan sejak diperkenalkan 7 tahun lalu, BBM sudah mempunyai 60 juta aktif.
BlackBerry sepertinya gemas dengan popularitas layanan messaging lain, seperti WhatsApp, Kakao Talk, Line ataupun WeChat. Padahal mereka yakin BBM tak kalah hebat.
Dilihat dari sudut yang berbeda, BBM di zaman tersebut memang menjadi kalah jauh dengan WhatsApp dengan 200 juta pengguna aktif. Tapi ingat, WhatsApp adalah layanan lintas platform.
Ketika BBM hadir di App Store dan Android Google Play Store maka sudah sahih bila menyebutkan strategi BlackBerry ingin membuat BBM seperti layaknya WhatsApp, Line, KakaoTalk dan WeChat.
Tentu saja BlackBerry tidak begitu saja mau membuka layanan BBM tanpa timbal balik memadai. Ya, mereka juga memikirkan keuntungan apa yang bisa didapatkan dari BBM lintas platform.
Andrew Bocking, SVP Software Product Management BlackBerry, mengakui memang ada berbagai pendekatan yang telah dilakukan untuk 'menguangkan' aplikasi messaging andalannya itu.
Kehebohan yang Berujung Redup
Foto: detikinet
|
Animo pengguna yang penasaran menjajal BlackBerry Messenger (BBM) di Android dan iOS dilaporkan begitu besar. Bahkan menurut pihak BlackBerry, terbilang menakjubkan. Hal itu disampaikan Andrew Bocking, Head of BBM.
"Inilah berita yang kita nantikan!" tegas Bocking. Sekitar 6 juta pengguna telah mengantre di situs BBM.com untuk mendapatkan notifikasi BBM untuk Android dan iPhone.
Selain itu sebelumnya, lebih dari 1 juta pengguna Android telah menggunakan BBM yang tidak resmi hanya dalam kurun waktu 7 jam.
"(Tidak hanya itu) Dan yang mungkin Anda belum tahu adalah, lebih dari 1 juta orang juga berusaha mencari-cari jalan untuk menggunakan BBM di perangkat iPhone. Ini menakjubkan," kata Bocking, sumringah.
Dibukanya akses BBM lintas platform kala itu pun membuat para produsen ponsel China kegirangan. BBM tak cuma jadi killer application bagi mereka, tapi juga jadi aplikasi yang diharapkan bisa 'membunuh' BlackBerry pelan-pelan.
Banyak vendor ponsel maupun tablet menjadikan BlackBerry Messenger sebagai sajian utama barang dagangan mereka. Tak cuma sekadar menjadi pemanis saja, bahkan BBM diakui jadi 'senjata' mereka untuk mengakuisisi pasar BlackBerry di Indonesia yang cukup besar.
Fenomena itu membuat gengsi BBM menjadi turun. Belum lagi kemudian, para pesaingnya di jagat messaging sangat agresif.
Maka seiring berjalannya waktu, BBM malah makin redup, tidak mampu menahan usernya pindah ke platform yang lain. Sebagian pihak menilai dibukanya BBM ke ponsel lain adalah awal malapetaka buat BlackBerry maupun BBM sendiri karena nilai ekslusivitasnya jadi hilang.
Tapi ada pula yang menganggap hal itu tidak ada pengaruhnya. BBM sederhana saja, telah kalah berkompetisi hingga akhirnya terpaksa tutup warung.