Soal Gelar Decacorn, CEO Go-Jek Lebih Memilih Dampak Sosial
Hide Ads

Soal Gelar Decacorn, CEO Go-Jek Lebih Memilih Dampak Sosial

Akfa Nasrulhaq - detikInet
Jumat, 12 Apr 2019 06:37 WIB
Nadiem Makarim. Foto: Akfa Nasrulhaq/Detikcom
Jakarta - Baru-baru ini, salah satu perusahaan ride hailing karya anak bangsa, Go-Jek, dilaporkan oleh lembaga riset CB Insight dalam The Global Unicorn Club telah menjadi salah satu startup yang menyandang status decacorn. Pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem pun tak luput dimintai tanggapannya.

Seperti diketahui, status decacorn disebut apabila startup telah memiliki nilai valuasi lebih dari USD 10 miliar. Berdasarkan laporan dari CB Insight, valuasi Go-Jek kini sudah menembus angka USD 10 miliar, akan tetapi Nadiem sungkan untuk bicara valuasi startup besutannya tersebut. Ia lebih memilih bicara soal Gross Transaction Value (GTV) Go-Jek yang sudah tumbuh berlipat-lipat dalam 2 tahun terakhir.

"Gross Transaction Value (GTV) Go-Jek kini mencapai USD 9 miliar. Ini naik sebanyak 13,5 kali lipat dalam 2 tahun terakhir, dan total volume transaksi setahun mencapai 2 miliar," ujar Nadiem dalam acara press conference di Restoran Segarra, Taman Impian Jaya Ancol, Pantai Karnaval, Jakarta, Kamis (11/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Valuasi Go-Jek itu bukan hal yang kita umumkan. Culture kita bukan merayakan diri sendiri, biar orang lain yang merayakan kita. Valuasi itu hal yang penting tapi bukan yang terpenting," ujar Nadiem.

Nadiem menambahkan, perusahaannya memiliki budaya dan mengacu pada filsafat ilmu padi. Di mana tidak perlu digembar-gemborkan setiap keberhasilan yang dicapai. Ketika semakin sukses, maka semakin pula rendah hati.

Video: Go-Jek Masih Malu-malu Akui Status Decacorn

[Gambas:Video 20detik]



"Kita perusahaan bukan yang teriak-teriak pencapaian kita. Namun kalau kita lihat capaian kita, pertama dari analisa user mingguan, tidak mungkin bisa jauh 1,5 lebih besar dari kompetitor jika kita tidak jadi pemimpin pasar," ujarnya

Nadiem menyebut sesuatu hal yang dibanggakan adalah dampak sosial, bukan hanya sekadar valuasi nilai perusahaan.


"Yang terpenting adalah angka-angka seperti 1,7 juta mitra driver, 300 ribu UMKM yang kita dukung dan juga inklusi keuangan yang kita ciptakan dengan adanya Go-Pay," ujar Nadiem.

"Dampak kepada Indonesia lah angka-angka yang kita banggakan. Bukan hanya valuasi," imbuhnya.

Sebagai informasi, Go-Jek kini juga telah memiliki kontribusi terhadap perekonomian Indonesia dengan menyumbang sebesar Rp 44,2 triliun. Naik hampir 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Kontribusi tersebut menghitung selisih pendapatan mitra sebelum dan sesudah bergabung dengan Go-Jek. Angka tersebut baru dihitung dari 4 layanan Go-Jek, yakni Go-Ride, Go-Food, Go-Clean dan Go-Massage.


CEO Go-Jek Klarifikasi Gelar Decacorn Laporan Lembaga Riset Global
(idr/fyk)