Dalam investigasi tersebut, FBI menemukan email internal yang menyebut bahwa Huawei memberikan bonus dan penghargaan kepada pegawai yang mencuri kekayaan intelektual milik kompetitor. Tapi, pendiri Huawei, Ren Zhengfei membantah dugaan tersebut.
"Pertama-tama, kami memiliki posisi yang sangat jelas," kata Ren dalam wawancara dengan CBS News, seperti dikutip detikINET, Kamis (21/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak pernah memberi penghargaan kepada pegawai mana pun atas tindakan yang tidak patut. Kami sebenarnya menghukum mereka," sambungnya.
Ren menekankan bahwa ia tidak pernah mengotorisasi email internal tersebut. Ia juga mengatakan perusahaannya sangat mengargai kekayaan intelektual.
"Tentu saja saya menghukum pegawai karena perilaku tidak patut, karena jika kalian tidak melakukan itu, perusahaan dengan skala ini, bagaimana kita bisa bertahan?" kata Ren.
Selain kasus dengan T-Mobile, Huawei juga baru-baru ini dituduh startup asal AS, Akhan Semiconductor mencuri kekayaan intelektual mereka. Startup ini memproduksi layar tangguh anti gores yang kemudian dipinjam oleh Huawei tapi kemudian dikembalikan dalam keadaan patah.
Huawei pun sempat dua kali digrebek oleh FBI karena tuduhan ini. Pertama lewat operasi rahasia saat gelaran CES 2019, dan selanjutnya tempat uji coba mereka di San Diego, AS juga ikut digrebek. (vim/afr)