Deretan Hoax Temuan Kominfo Selain Soal Surat Suara Tercoblos
Hide Ads

Deretan Hoax Temuan Kominfo Selain Soal Surat Suara Tercoblos

Agus Tri Haryanto - detikInet
Sabtu, 12 Jan 2019 10:36 WIB
Deretan Hoax Temuan Kominfo Selain Soal Surat Suara Tercoblos
Konferensi pers soal hoax surat suara tercoblos. Foto: Lamhot Aritonang/detikcom
Jakarta - Hoax berkembang liar di internet. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan temuan hoax dalam seminggu terakhir.

Salah satu di antaranya mengenai informasi 7 kontainer surat suara tercoblos yang bikin geger beberapa hari belakangan.

Hasil identifikasi dan temuan analisis dari Mesin Ais Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Direktorat Pengendalian Ditjen Aplikasi Informatika merangkum 10 hoax terbaru yang dinilai meresahkan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. 7 kontainer surat suara tercoblos


Penjelasan:

Publik dibuat heboh dengan isu adanya surat suara yang telah dicoblos sebanyak 7 kontainer di Tanjung Priok. Isu ini beredar sejak 2 Januari 2019, berawal dari cuitan politikus Demokrat, Andi Arief.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera membantah isu tersebut dan menyatakan bahwa berita itu adalah hoax.

Bantahan juga disampaikan oleh Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi. Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada surat suara untuk Pemilu 2019 yang dicetak.

Alasan inilah yang membuatnya percaya diri untuk membantah tudingan Andi Arief. Sementara itu, setelah melakukan pengecekan ke Bea Cukai Tanjung Priok, Ketua KPU, Arief Budiman pun turut memastikan berita tersebut adalah bohong.


2. Kaesang Pangarep kibarkan bendera PKI


Penjelasan:

Beredar sebuah foto yang menampilkan sekelompok anak muda tengah membawa sebuah bendera besar yang memiliki gambar palu arit yang identik sebgai lambang PKI.

Dalam foto tersebut, salah seorang anak muda yang berada di baris paling pinggir sebelah kanan diklaim sebagai sosok Kaesang Pangarep putra bungsu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Faktanya, hal tersebut tidak benar. Sosok anak muda yang dimaksud dalam foto tersebut bukan Kaesang Pangarep sebagaimana yang dinarasikan dalam postingan.

Setelah ditelusuri, ditemukan foto dengan lokasi dan latar belakang yang sama namun dengan formasi barisan yang berbeda dari sekelompok pemuda tersebut. Adapun Kaesang sendiri terlihat santai menanggapi hal itu
dengan melontrkan candaan.

Melalui akun Twitternya, Kaesang berkelakar mengapa hanya dirinya yang dituding PKI.

"Lah?? Kenapa kok cuma saya ya?? Kok mas Gibran mbak Ayang gak juga?? GAK ADIL," tulisnya, merespons cuitan akun @anti_ontaKAWE yang melaporkan foto itu padanya.


3. Rekaman suara potensi gempa 8 SR di Krakatau

Penjelasan:

Sebuah rekaman suara yang menyebutkan informasi tentang adanya potensi gempa berkekuatan 8 SR di Krakatau beredar melalui pesan WhatsApp dan membuat resah masyarakat.

Dalam rekaman suara tersebut, seseorang yang mengaku bernama Andre mengatakan dirinya telah mendapat kabar langsung dari sekda Provinsi, di mana beliau mendapat data resmi dari BMKG yang memperkirakan Gunung Krakatau akan mengalami letusan yang mengakibatkan gempa dalam waktu dekat.

Namun belum tahu apakah letusan akan terjadi hari ini atau beberapa hari lagi, atau beberapa minggu ke depan.

Menanggapi hal tersebut, Kabag Humas BMKG Taufan Maulana segera angkat bicara dan menegaskan bahwa rekaman audio tersebut hoax.


4. Ustaz Arifin Ilham meninggal dunia


Penjelasan:

Ustaz Arifin Ilham yang sedang menjalani pengobatan disebutkan meninggal dunia. Kabar diklaim datang dari saudara sepupu ustaz Arifin Ilham bernama KH. Komarudin.

Faktanya, menurut dua putra ustaz Arifin Ilham, Muhammad Amer Azzikra dan Alvin Faiz, kabar itu tidak benar.

Keduanya melakukan klarifikasi melalui unggahan Instagram Story. Mereka mengatakan informasi itu disebar oleh orang tak bertanggung jawab.

Adapun ustaz Arifin Ilham kini tengah dalam kondisi sakit dan sedang menjalani pengobatan.


5. Ma'ruf Amin Soal Jokowi cucu Sunan Kali Jaga


Penjelasan:

Akun Facebook Cakrawala memposting sebuah gambar yang berisi narasi seperti berikut:

"Menurut kyai makruf jokowi keturunan Sunan Kali Jaga sudah sepantasnya mewarisi indonesia. Beliau pantas menjadi pewaris Indonesia, karena kakek buyutnya adalah seorang pejuang dan penyiar Agama Islam yang sangat di hormati dari kalangan kesultanan. Beliau juga mempunyai hati seorang pejuang yang pemberani dan beliau tetap akan berjuang untuk mensejahterakan seluruh Rakyat Indonesia.Perjuangan beliau sudah terbukti dan pantas mendapatkan warisan Indonesia yg berdaulat Adil dan makmur."



Setelah ditelusuri lebih lanjut, tidak ditemukan judul berita seperti yang ada diposting di akun tersebut, dan juga tidak ditemukan pernyataan KH Ma'ruf Amin, seperti yang ditulis di akun tersebut.

Di laman situs berita yang dicatut itu sendiri, hanya ditemukan berita dengan judul: "Ma'ruf Amin: Jika Jokowi Menang Akan Kami Wariskan Negara yang Maju Ini" dengan tanggal dan nama reporter yang sama.

6. Surat suara KPU sudah dicetak

Foto: Thinkstock
Penjelasan:

Beredar informasi telah tercetak surat suara sebelum tanggal 1 januari 2019.

https://www.facebook.com/groups/2353658391315600/permalink/2520881997926571/

Padahal, tanggal 4 Januari baru di lakukan kesepakatan dan validasi surat suara yang akan ditandatangani oleh masing-masing paslon setelah proses validasi masih ada proses lelang dan lain-lain.

Jadi, postingan tersebut jelas hoax, karena proses pembuatan surat suara masih dalam
proses.

7. Jokowi sebut PKI tidak mengancam

Penjelasan:

Sebuah artikel viral, isinya memperlihatkan Jokowi menyebut PKI tidak bersalah apalagi mengancam, yang berbahaya itu Islam radikal.

Pihak Istana melalui Sekretariat Presiden, mengkonfirmasi bahwa Jokowi tidak pernah berbicara demikian, apalagi membela PKI dan mengatakan PKI sebagai korban.

Yang benar, Jokowi membahas ancaman terhadap Pancasila secara umum. Termasuk infiltrasinya lewat media sosial dan tidak membahas terkait PKI dalam Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Bali, Selasa (26/9).

8. Video anggota Panwaslu dan KPU buka belang lembaganya

Penjelasan:

Beredar video yang memperlihatkan seorang wanita berjilbab merah sedang marah-marah dalam sebuah rapat. Wanita berjilbab merah dalam video tersebut, melalui beberapa postingan di narasikan sebagai anggota PANWASLU dan KPU yang tengah membuka persoalan telah terjadinya kecurangan dalam tubuh Panwaslu dan KPU.

Dari narasi-narasi yang ada dan tanggal postingannya, seolah-olah peristiwa itu terjadi pada Desember 2018 dan klaim-klaim narasi tiap postingan tidak sepenuhnya tepat.

Faktanya, video tersebut sebenarnya berisikan rapat koordinasi antara KPUD Lampung, Bawaslu Lampung, kepolisian, kejaksaan, dengan DPRD Lampung.

Adapun Wanita yang berbicara dalam video tersebut bukan anggota Panwaslu ataupun KPU, melainkan Eva Dwiana anggota DPRD Lampung. Peristiwa itu juga terjadi pada tanggal 29 Juni 2018, bukan baru saja terjadi.

9. Ketua KPU adalah saudara kandung Soe Hok Gie

Penjelasan:

Sebuah foto di media sosial mengklaim Ketua KPU Arief Budiman dan So Hok Gie adalah saudara kandung.

Faktanya, saudara kandung Soe Hok Gie bukanlah Arief Budiman yang saat ini menjabat sebagai Ketua KPU, melainkan Arief Budiman, aktivis demonstran angkatan '66 (Gerakan mahasiswa tahun 1966) yang juga pernah menjabat sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia.

Berdasarkan informasi dari Wikipedia, Arief Budiman lahir di Jakarta, 3 Januari 1941 dengan nama Soe Hok Djin. Sedangkan Arief Budiman Ketua KPU saat ini dilahirkan pada 2 Maret 1974.

10. Pekerja lokal tambang nikel tidak boleh salat Jumat oleh perusahaan China

Penjelasan:

Sebuah video memperlihatkan seseorang yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan hanya memperbolehkan karyawannya salat secara bergantian.

Sejumlah karyawan tampak menyampaikan dengan perantara alih bahasa bahwa salat Jumat tidak bisa dilakukan secara bergantian.

Tapi tetap saja, pengawas itu bersikeras hanya mengizinkan dua orang karyawan untuk salat bergantian.

Setelah ditelusuri, video tersebut memang benar terjadi dan diunggah pertama kali oleh akun Kaiza Eqio pada 21 Mei 2017.

Pihak PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), perusahan yang menaungi PT ITSS, sudah mengeluarkan pernyataan klarifikasi pada 22 Mei 2017.

Dari hasil pemeriksaan, kejadian tersebut murni miskomunikasi karena kekurangpahaman pengawas tersebut mengenai aturan salat Jumat yang berbeda dengan salat fardu lima waktu.

Pengawas tersebut hanya memahami bahwa salat Jumat juga bisa dilakukan secara bergantian seperti halnya salat lima waktu.

Halaman 2 dari 2
(rns/rns)