Tidak hanya dari internal,pembelaan terhadap Facebook pun datang dari mantan bos Facebook. Alex Stamos, yang menjabat sebagai Chief Security Officer Facebook sejak tahun 2015 hingga 2018 menuliskan responnya terhadap laporan dari NYT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stamos menulis bahwa tidak ada eksekutif Facebook yang menekannya untuk tidak menginvestigasi hasil temuannya terkait campur tangan Rusia. Tapi, Stamos mengaku bahwa perusahaan yang bermarkas di Menlo Park itu harus bertindak lebih cepat dan lebih transparan.
"Untuk lebih jelas, tidak ada orang di perusahaan yang menyuruhku untuk tidak memeriksa aktivitas Rusia, dan tidak ada orang yang mencoba untuk berbohong tentang temuan kami, tapi Facebook harus menanggapi ancaman ini secepat mungkin dan mengungkap temuannya dengan lebih transparan," tulis Stamos, seperti dikutip detikINET dari Mashable, Senin (19/11/2018).
Dalam artikelnya yang diterbitkan melalui Washington Post, Stamos juga menyebut bahwa bukan hanya perusahaannya yang melakukan kesalahan dalam menangani campur tangan Rusia. Menurutnya media dan pemerintah AS juga melakukan kesalahan.
Baca juga: Wanita Terkuat Facebook Diminta Mundur |
Seperti yang telah dilaporkan, minggu lalu NYT menerbitkan artikel yang menjelaskan beberapa hal negatif tentang Facebook.
Mulai dari kegagalan Facebook dalam membendung campur tangan Rusia di pemilu 2016, keputusan Zuck yang memerintahkan pegawainya menggunakan ponsel Android, hingga laporan bahwa Facebook menyewa firma konsultan untuk menulis berita buruk tentang kritik dan perusahaan pesaing seperti Google dan Apple. (vim/fyk)