Bila mengetik kata kunci "Palu" di mesin pencari Google saat ini, akan muncul informasi bahwa wilayah Sulteng dalam keadaan "SOS Alert" setelah bencana gempa dan tsunami sepekan lalu. Selain itu juga ada pemberitaan terkait, kontak telepon penting, fitur pencarian orang, hingga tampilan peta Kota Palu yang telah diperbarui.
"Kalau mengetik Palu sekarang, ada berita yang terbaru tentang bencana di sana. Kemudian ada informasi di peta," ujar Head of Communications Google Indonesia Jason Tedjasukmana dalam sebuah kesempatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah muncul hasil pencarian dengan kata kunci "Palu", salah satu yang bisa diakses adalah peta citra satelit yang memperlihatkan kondisi Palu setelah dihantam bencana alam dan informasi-informasi penting (crisis map). Semisal keberadaan posko pengungsian yang ditandai warna kuning dan rumah sakit dengan warna merah.
![]() |
Secara umum, tampilan Google Maps ini memperlihatkan daerah-daerah yang terdampak gempa dan tsunami di Palu tepat seminggu lalu. Misalnya, kondisi jembatan ikonik di Palu, yaitu jembatan Ponulele yang menghubungkan Palu-Donggala itu ambruk. Juga Pantai Talise yang kena sapuan gelombang tsunami.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Siang kemarin (4/10) menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.407 jenazah di antaranya sudah dimakamkan di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi.
BNPB mengatakan wilayah Petobo, Balaroa, dan Jono Oge jadi daerah yang paling rusak. Dari ketiga itu, Petobo merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah, di mana wilayah ini 180 hektare 'ditelan bumi' alias amblas dari total luas keseluruhan Petobo sekitar 1.040 hektare.
Sementara itu, wilayah terdampak lainnya di Balaroa seluas 47,8 hektare dari keseluruhan 238 hektare. Jumlah bangunan yang rusak di Balaroa sebanyak 1.045 unit. Selain itu, dia menyebut wilayah Jono Oge di Kabupaten Sigi terkena dampak seluas 202 hektare.
(agt/krs)