Penumpang Dibunuh, Ubernya China Kucurkan Rp 307 Miliar
Hide Ads

Penumpang Dibunuh, Ubernya China Kucurkan Rp 307 Miliar

Virgina Maulita Putri - detikInet
Kamis, 06 Sep 2018 12:33 WIB
Ilustrasi Didi Chuxing. Foto: Reuters
Jakarta - Perusahaan ride-hailing China, Didi Chuxing, telah menjabarkan beberapa rencananya untuk meningkatkan keamanan platform-nya, setelah insiden pembunuhan salah seorang penumpangnya.

Upaya ini salah satunya dilakukan dengan mengucurkan USD 20,5 juta (Rp 307 miliar) untuk meningkatkan layanan pelanggannya. Sebelumnya, Didi sempat dikritik karena tidak menanggapi kritik tentang pengemudi yang membunuh seorang penumpang.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendiri Didi, Cheng Wei, mencanangkan komitmen tersebut dalam pidato kepada regulator yang mengunjungi perusahaannya untuk melakukan inspeksi.

Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (6/9/2018), investasi tersebut akan digunakan untuk meningkatkan sistem customer service mereka.

Tak tanggung-tanggung, Didi Chuxing membentuk tim customer service yang akan mempekerjakan 8.000 orang. Tim ini akan dibentuk pada akhir tahun ini.

Didi berencana akan menangguhkan beberapa layanannya, seperti Didi Taxi dan Didi Express antara pukul 11 malam hingga pukul 5 pagi pada 8-15 September.

Selain itu, ada juga tambahan fitur di tombol SOS gawat darurat di aplikasinya. Fungsinya, agar bisa digunakan untuk menelepon polisi. Didi juga akan menguji coba untuk merekam audio dalam perjalanan di beberapa layanan seperti Didi Express.

Tak sampai di situ, Didi pun menerapkan tujuh inisiatif untuk mengevaluasi pengemudinya. Salah satu bagian dari inisiatif tersebut adalah dengan meningkatkan edukasi dan melakukan penilaian kepada pengemudi.



Seperti sebelumnya dilaporkan, seorang penumpang Didi Hitch diperkosa dan dibunuh pengemudinya pada bulan lalu (24/8). Didi dinilai gagal mencegah kematian tersebut karena tidak menanggapi komplain dari penumpang lain terhadap pengemudi tersebut sehari sebelum insiden ini terjadi. (rns/rns)
Berita Terkait