Persoalan tersebut kemudian dicari solusinya oleh pemerintah dengan bertemu dengan perwakilan dari Go-Jek dan Grab untuk membahas persoalan yang dituntut oleh driver ojek online ini. Disampaikan pemerintah tidak bisa mengatur tarif, tetapi hal itu ada di tangan para penyedia transportasi online, yakni Go-Jek dan Grab.
"Pemerintah tidak bisa mengatur tarif. Kalau kita lihat sebetulnya, tarif itu salah satu faktor atau komponen yang diterima oleh driver, kan ada bonus, ada diskon, ada macem-macem," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masa pemerintah harus ngatur-ngatur bahwa tarif segini, bonus segini," ucap pria yang disapa Chief RA ini.
Menkominfo menekankan menjawab solusi dari keluhan para driver online ini, pemerintah menyerahkan kepada para penyelenggara transportasi online, yakni Grab dan Go-Jek sebagai mitra mereka.
"Penyelenggara aplikasi ini mempunyai willingness untuk meningkatkan kesejahteraan. Kalau logikanya begini, secara keseluruhan, driver sejahtera, maka perusahaannya juga sejahtera. Mana ada driver sejahtera, perusahaannya bangkrut, rugilah investor," tuturnya.
Tonton juga video sistem kemitraan ojek online yang dituding menguntungkan sebelah pihak saja:
(agt/fyk)