Pendiri sekaligus CEO Path Dave Morin, melalui akun Twitter @davemorin mengatakan, dirinya dibanjiri permintaan untuk membangun ulang Path. Dia pun mempertimbangkan untuk merombak Path demi keamanan data yang lebih baik di jejaring sosialnya tersebut.
Overwhelmed by requests to rebuild a better @Path. Considering doing it. If you are interested in working on such an idea, DM me. Let's see if a passionate team forms. If so, we'll do it.
β DAVE MORIN (@davemorin) March 22, 2018
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seperti diketahui, skandal privasi yang tengah menimpa Facebook membuat geram publik. Dalam kasus ini, terjadi penyalahgunaan data Facebook oleh konsultan politik Cambridge Analytica untuk pemenangan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).
Isu ini membuat sejumlah pengguna Facebook terpikir untuk hengkang. Path sebagai rivalnya, bisa mengambil pelajaran. Memiliki tingkat perlindungan dan keamanan data yang lebih baik juga menjadi modal bagi Path untuk merangkul para pengguna Facebook.
Path mungkin saja dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif pengganti Facebook. Dengan kemiripan fungsi dan fitur seperti Facebook dan Instagram, Path punya kesempatan untuk menjadi rumah baru bagi para mantan pengguna Facebook.
Didirikan pada 2010, Path menjadi jejaring sosial untuk berbagi foto dan berkirim pesan di perangkat mobile. Layanan ini juga memungkinkan pengguna untuk berbagi ke hingga 500 kontak pertemanan yang sudah masuk dalam daftar teman dekat sehingga lebih privat. Di Indonesia, jejaring sosial ini sempat menjadi tren. Kini, meski tak se-booming dulu, masih ada sejumlah pengguna di Indonesia yang menggunakan aplikasi ini.
Pada Mei 2015, Path mengumumkan bahwa perusahaannya diakuisisi oleh Daum Kakao asal Korea Selatan dengan mahar yang tidak pernah diungkapkannya hingga saat ini. (rns/rns)