Di channel ini, Ren dan Riri berduet menampilkan video series reality show menghibur sekaligus informatif tentang proses membangun sebuah rumah tinggal, sejak pra-design hingga jadi.
"Kita di luar ini (channel YouTube) juga sering berbicara berdua di seminar-seminar. Tapi kita pengen gimana supaya ilmu arsitektur ini bisa lebih menarik dan mudah diakses orang. Dan lewat YouTube, semangat kolaborasi ini juga bisa lebih terlihat oleh banyak orang," kata Ren di acara Creativepreneur Corner 2018 di Bandung, Sabtu (3/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang enggak tau di balik itu panjang prosesnya. Nggak cuma gambar asal, cuma kebut semalam. Kita itu meriset, mulai dari lingkunganya, luas tanah dan bangunan, macam-macam, desain rumah kecil juga kita riset," kata Riri.
Melalui channel YouTube Architec's Life pula, keduanya ingin mengedukasi orang agar tahu setiap tahapan jika akan menggunakan jasa arsitek.
Arsitek Mahal?
Keduanya juga menjawab persepsi yang menyebutkan bahwa menggunakan jasa arsitek identik dengan mahal. Tak heran, banyak orang yang sudah lebih dulu mundur teratur mendengar kata arsitek saat mereka akan membangun rumah misalnya.
"Arsitek itu kan ada ilmunya. Nggak asal gambar dan bangun tapi riset juga. Kita cari solusi, desain, sesuai keinginan klien. Arsitek mahal karena orang membayar ide dan jasa kita agar sesuai dengan budget mereka," papar Ren.
![]() |
"Jadi kalau dibilang mahal banget, nggak. Jasa arsitek kan gak cuma dipakai per jam, per hari atau per minggu. Kami mendampingi dari awal sampai selesai membangun. Coba saja biayanya dibagi per hari," sambungnya.
Yang jelas, Ren dan Riri berharap, channel YouTube mereka bisa mengangkat 'harkat' arsitek dan mendistribusikan pengetahuan mengenai arsitektur dan segala hal berkaitan dengan mendirikan sebuah bangunan.
Sejumlah proyek kolaborasi seru dan kreatif lainnya dari Ren dan Riri pun menanti. Salah satunya adalah proyek membangun rumah mandiri yang dirancang untuk anak-anak disabilitas.
"Visi Architect's Life itu bisa bermanfaat buat orang banyak. Profesi kami gak cuma bermanfaat untuk orang normal, tapi semua orang, antara lain adik-adik penyandang disabilitas," sebut Riri.
Yang jelas, Ren dan Riri pun berharap channel Architect's Life juga bisa mengangkat 'harkat' arsitek, agar orang lebih mengetahui bagaimana arsitek bekerja, tak lagi sebatas dikenal tukang gambar rumah.
"Dengan masuk YouTube ini kami harap bisa lebih bermanfaat, dan profesi arsitek pun bisa lebih tersebarkan dan tersosialisasikan ke publik," tutup Ren. (rns/rou)