Menurut Founder sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya, adanya COD didasari oleh orang-orang yang tidak memiliki ketidakpercayaan terhadap platform. Sehingga mereka memilih untuk membayar di tempat belanjaannya.
Namun dewasa ini, toko online sudah banyak yang membuat sistem agar transaksi aman. Tokopedia, misalnya, selama delapan tahun terakhir mereka telah membangun sistem kepercayaan. Hasilnya, COD tidak banyak dipilih pelanggannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih lanjut, William menjelaskan, metode COD sebenarnya tidak pas diaplikasikan di market place seperti Tokopedia. Sebab, penjual bisa dari mana saja, begitu juga pembelinya. Dicontohkan, ada penjual dari Papua yang pembelinya dari Aceh.
Dengan kondisi tersebut bila harus COD tentu akan butuh dana yang tidak sedikit. Belum lagi jika barang tidak sesuai dengan harapan pembeli.
"Kerugian yang ditanggung penjual akan semakin besar," ujarnya.
Untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan kepercayaan di kedua belah pihak, toko online yang identik dengan warna hijau itu memberikan jaminan keamanan bertransaksi. Pembeli diminta untuk membayarkan terlebih dulu ke penyedia paltform.
Bila barang yang diterima tidak sesuai, pembayaran ke penjual bisa ditangguhkan terlebih dulu. Ketika pembeli puas dengan barang yang diterima, barulah dana akan dicairkan ke penjual.
"Jadi konsepnya sudah menjamin keamanan pembeli dan penjual. Sehingga tidak perlu dilakukan COD," pungkas William. (rns/rou)