Prediksi tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi tanah lembab yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles, yang merupakan nyamuk pembawa malaria. Kelembaban tanah itu bisa terjadi karena banjir atau penggundulan hutan.
Sistem yang dikembangkan ini bisa bisa memprediksi wabah malaria tiga bulan sebelum wabah tersebut menyebar, dan titik penyebarannya pun bisa ditentukan dengan sangat akurat, sampai titik sebuah rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, sistem ini belum siap untuk digunakan secara luas karena para peneliti masih perlu untuk menyempurnakannya, dan hal tersebut setidaknya membutuhkan beberapa tahun. Demikian dikutip detikINET dari Ubergizmo, Selasa (19/9/2017).
(asj/yud)