Berdasarkan laporan, prototipe mata uang digital ini sudah mulai diujicoba untuk melakukan sejumlah transaksi komersial di lingkungan internal.
Dikutip dari Neowin, Rabu (28/6/2017), Bank of China sendiri sejauh ini belum merilis pernyataan apapun terkait pengembangan mata uang digital nasional tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, China bukan satu-satunya negara yang berencana ke arah sana. Palestina dan Rusia pun punya indikasi ingin membuat mata uang digital negara mereka.
Di Palestina sendiri, mata uang digital akan menjadi solusi dua masalah penting. Pertama, mereka tidak perlu mencetak uang karena Palestina tidak punya fasilitas percetakan untuk mencetak uang fisik. Kedua, mereka tidak perlu mengimpor uang dan tak perlu mengirimnya melaluo Israel.
Untuk China sendiri, uang digital bisa digunakan oleh jutaan warganya yang tidak punya akses ke layanan bank konvensional karena masih belum memadainya infrastruktur.
Mata uang digital sendiri sejauh ini masih kontroversi. Kemunculan Bitcoin misalnya, memunculkan kekhawatiran rekening Bitcoin akan terkena hacking dan pencurian mungkin saja terjadi. Atau bisa jadi Bitcoin digunakan untuk melakukan transaksi kriminal karena sulit dilacak. (rns/rns)