Hal tersebut diutarakan Macduff Hughes, Engineering Director Google Translate saat video conference di kantor Google Indonesia, Senayan, Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Dia menjelaskan bahwa teknologi NMT mengusung kecerdasan buatan. Cara kerjanya mirip dengan sistem syaraf di otak yang mengumpulkan berbagai macam input, lalu diolah menjadi sebuah output yang relevan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 100 miliar kalimat yang dihimpun oleh NMT," kata Macduff.
Foto: Google |
Selanjutnya dari data yang terkumpul, dikembangkan untuk kemudian dilatih. Setiap bahasa dibutuhkan proses pengembang selama dua minggu. Guna menyempurnakan hasil penerjemahan, raksasa pencarian internet ini dibantu oleh Komunitas Translate Google yang ada di negara masing-masing.
"Kami menggunakan penerjemahan yang sudah divalidasi oleh komunitas," ujarnya.
Kendati kemampuan Google Translate kini sudah lebih akurat dari sebelumnya, tim Macduff tidak berhenti menyempurnakan hasil penerjemahan. Secara berkala, data baru akan selalu tambahkan ke NMT sehingga hasilnya akan lebih baik lagi.
"Kami akan terus meningkatkan kemampuan penerjemahan agar makin mendekati konteks," tutup Macduff. (afr/rns)












































Foto: Google