Seorang juru bicara Facebook menyebarkan kabar yang berisi seorang pria melakukan protes dengan melemparkan 'bom ping-pong' atau kembang api besar ke arah Goverment House, demikian dikutip detikINET dari The Guardian, Rabu (28/12/2016).
Namun aktivasi safety check Facebook itu didasarkan pada informasi yang berasal dari situs kabar bohong, bukan situs berita resmi. Seorang jurnalis lokal bernama Saksith Saiyasombut menyebut Facebook pada 26 Desember mempromosikan sebuah artikel dari situs BangkokInformer, yang dikaitkan terhadap aktivasi safety check tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak, tidak ada ledakan besar di Bangkok pada Selasa malam lalu," tulis sebuah koran lokal bernama Khaosod English untuk mengklarifikasi kabar bohong tersebut. Facebook sendiri merasa tak ada yang salah dan tak meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Seperti yang terjadi pada aktivasi safety check lainnya, Facebook bergantung pada pihak ketiga yang terpercaya untuk mengkonfirmasi insiden, baru kemudian kepada komunitas untuk menggunakan alat ini dan membagikannya ke teman dan keluarga," ujar juru bicara Facebook dalam pernyataannya.
Safety check adalah sebuah fitur Facebook yang membuat penggunanya bisa melaporkan bagaimana kondisinya saat terjadi sebuah krisis atau bencana. Fitur ini pertama hadir pada Oktober 2014, dan saat itu hanya digunakan pada saat bencana alam, namun pada November 2015 pertama digunakan pada tragedi serangan di Paris, Prancis. (asj/fyk)