Mencari Ide Terbaik Anak Muda Kota Solo

Solo - Sejumlah ide menarik kerap ditelurkan oleh anak muda. Ini terbukti di acara d'Youthizen yang berlangsung di Solo.

Memasuki hari kedua penyelenggaraan, 75 peserta diminta menyampaikan ide untuk dijadikan solusi mengatasi masalah di Kota Batik itu. Para peserta kemudian dibagi menjadi lima kelompok kecil.

Kelompok kecil ini kemudian membahas sebuah ide social movement. Mereka dipandu oleh sejumlah tutor dalam merumuskan gagasan. Adapun ide yang dilahirkan, sebagai berikut:

Kelompok 1 : Trash Free Day

Foto: adi/detikcom

Ide ini lahir karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan selama berlangsungnya car free day (CFD) di Solo. Kelompok 1 akan membuat satu gerakan yang menumbuhkan kesadaran pengunjung CFD untuk membuang sampah pada tempatnya.

Mereka pun coba mengedukasi masyarakat untuk memilah dan membuang sampah pada tempatnya. Sehingga sampah yang telah dibuang dapat dimanfaatkan kembali. Diharapkan gerakan ini dapat menjadi viral lewat media sosial. Alhasil dapat menular ke daerah lain untuk melakukan hal yang sama.

Kelompok 2 : Aplikasi Trasher

Foto: adi/detikcom

Lahirnya ide ini tidak terlepas dari seringnya tukang pengangkut sampah tidak datang ke rumah-rumah warga. Lewat aplikasi ini juga bisa dilakukan edukasi tentang sampah dan pemanfaataannya. Selain itu dapat digunakan untuk melihat misalnya kecamatan mana yang paling bersih dan mana yang paling kotor.

Kelompok 3: Edukasi Anak

Foto: adi/detikcom

Grup ini lebih menitikberatkan pada edukasi. Mereka coba mengajak anak-anak untuk mengenal kembali permainan tradisional yang mulai dilupakan. Selain itu turut pula mengajak para orang tua untuk mengembangkan edukasi di Solo.

Kelompok 4 : Atraksi Wisata Solo

Foto: adi/detikcom

Grup ini akan ingin meningkatkan wisatawan yang bertandang ke Solo. Salah satunya dengan menggaet public figure untuk mempromosikan wisata di Kota Batik.

Dengan meningkatnya wisatawan yang datang di Solo, maka diharapkan akan banyak manfaat yang dirasa. Satu diantaranya pemeliharaan objek wisata jadi lebih baik.

Kelompok 5 : Aplikasi Tunawisma

Foto: adi/detikcom

Aplikasi ini dibuat untuk memberdayakan tunawisma di karesidenan Surakarta. Lewat aplikasi ini akan memetakan di mana saja kantong-kantong gelandangan.

Pelaporannya sendiri diserahkan pada masyarakat. Informasi yang diterima akan diteruskan kepada stake holder sehingga cepat tertangani. (afr/fyk)