Setelah Google, Disney, sampai Apple mundur teratur, tinggallah perusahaan cloud Salesforce yang disebut-sebut calon pembeli terkuat Twitter. Namun Salesforce pun memastikan tidak akan melakukan penawaran apapun.
"Dalam soal ini, kami telah menjauh. Ini (akuisisi-red) tidak cocok untuk kami," sebut CEO Salesforce Marc Benioff yang dikutip detikINET dari Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika tetap menjadi perusahaan independen, beban berat harus ditanggung sendirian oleh Twitter yang dikomandoi CEO Jack Dorsey ini. Mulai dari pertumbuhan user yang stagnan, kerugian besar, dan persaingan keras dari Facebook, Instagram sampai Snapchat.
Posisi Jack Dorsey pun bisa goyah karena saham Twitter juga terus merosot karena tidak adanya peminat serius yang mau membeli perusahaannya. Yang terbaru, saham Twitter anjlok 5% ke angka USD 16,88. Dorsey juga yang memutuskan menawarkan Twitter ke perusahaan lain.
Dengan kapitalisasi pasar saat ini sekitar USD 12 miliar dan kerugian mencapai USD 400 juta per tahun, Twitter mungkin dinilai kemahalan. Namun demikian, tak menutup kemungkinan mendadak ada pembeli yang serius atau setidaknya ada yang mau melakukan investasi.
Pada awal berdirinya sekitar satu dekade lalu, Twitter mengalami pertumbuhan pengguna sangat cepat. Namun beberapa tahun belakangan, popularitas mereka perlahan meredup. (yud/fyk)