Ini Cara Grab Memanfaatkan Data Science
Hide Ads

Ini Cara Grab Memanfaatkan Data Science

Adi Fida Rahman - detikInet
Minggu, 25 Sep 2016 15:30 WIB
Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta - Data science memiliki peran penting dalam menumbuhkembangkan sebuah perusahaan. Hal ini disadari betul oleh perusahan ride sharing Grab.

Co-Founder Grab Tan Hooi Ling mengatakan pihaknya telah memanfaatkan data untuk meningkatkan pelayanan. Data tersebut diambil dari aplikasi Grab di smartphone pelanggan maupun driver.

"Data yang diambil bukan saat menginstall, tapi ketika penumpang memesan. Kami menyebutnya demand data," ujarnya saat ditemui di perhelatan IdeaFest 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (24/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data yang diperoleh dapat menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan secara real-time di semua layanannya. Jadi, ketika ada permintaan yang tinggi di area tertentu, pihak Grab akan menginformasikan ke driver lewat aplikasi mereka.

"Bagi driver ini akan meningkatkan pemasukan bagi mereka. Bagi penumpang tentu tidak perlu menunggu lama," ujar Tan.

Pihak Grab pun memanfaatkan data untuk meningkatkan estimasi waktu kedatangan (ETA) maupun lama perjalanan. Alhasil penumpang dapat memperhitungkan durasi di jalan.

"Jadi tidak terburu-buru takut telat masuk kantor atau ketinggalan film di bioskop," ujar wanita berdarah Malaysia ini.

Co-Founder Grab Tan Hooi Ling.Co-Founder Grab Tan Hooi Ling.

Data yang dikumpulkan Grab juga digunakan untuk memantau kondisi jalan, misalnya terjadi kecelakaan atau banjir. Semua informasi tersebut akan diteruskan ke pengemudi secara real-time.

Selain itu data yang mereka kumpulkan bertujuan untuk meningkatkan keselamatan. Grab menggunakan data telematika untuk memonitor posisi dan kecepatan driver.

"Bila melampaui batasaan kecepatan yang telah ditentukan akan ada notifikasi lewat aplikasi mereka (driver) untuk mengurangi," jelas Tan.

Pemanfaat lainnya untuk mendapatkan ukuran tingkat kepuasan layanan. Lewat rating yang diberikan, penumpang akan mengukur tingkat layanan driver. Ini yang kemudian dapat digunakan pengemudi untuk memberikan layanan terbaiknya ke penumpang.

Melihat begitu besarnya pemanfaatan data, tak heran data science menjadi salah satu area yang akan ditingkatkan investasinya oleh Grab setelah mendapat suntikan modal dari Softbank.

Adapaun yang bakal dilakukan diantaranya merekrut talenta yang handal untuk ditempatkan di pusat pengembangannya yang berlokasi di Singapura, Beijing, dan Seattle. Sehingga Grab dapat mengembangkan fitur inovatif seperti Flash yang menyatukan mobil dan taksi, meningkatkan kemampuan routing di sistem, dan membangun proprietary POI mapping database.

"Saya meyakini bahwa platform teknologi, data science, dan machine learning yang kami miliki akan terus berkembang guna mendukung ambisi kami di kawasan Asia Tenggara," ungkap Anthony Tan, Group CEO & Co-founder beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, Grab mendapatkan pendanaan ekuitas sebesar USD 750 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun dari SoftBank Group. Suntikan dana ini bakal membantu Grab memperkuat posisi dalam kompetisinya dengan Uber di Asia Tenggara.

Investor sebelumnya di Grab antara lain termasuk China Investment Corporation, Vertex Ventures Holdings dan Temasek Holdings. Grab saat ini beroperasi di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Layanannya, terutama ojek online, populer digunakan di kota-kota dengan tingkat kemacetan parah seperti Jakarta dan Manila. Aplikasi ini juga dikenal di Singapura untuk layanan sewa mobil prbadi. (mag/mag)