Atmosfer PON Bisa Dinikmati via Virtual Reality
Hide Ads

Atmosfer PON Bisa Dinikmati via Virtual Reality

Ardhi Suryadhi - detikInet
Kamis, 22 Sep 2016 10:11 WIB
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menjajal Virtual Reality PON. Foto: Media Center PON Jabar
Jakarta - Atmosfer pertandingan di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat bisa dirasakan lewat teknologi virtual reality. Hmm… Seperti apa rasanya?

Hal ini dimungkinkan setelah Telkom, melalui Divisi Digital Service (DDS), sejak 14 September lalu merilis aplikasi Virtual Reality (VR) yang memperlihatkan situasi sejumlah arena pertandingan. Aplikasi tersebut bisa diunduh di Google Play dan Apple App Store.

Dengan aplikasi ini, seperti diutarakan Arief Musta'in, Executive General Manager DDS Telkom, masyarakat bisa dengan jelas melihat hampir sebagian besar arena pertandingan PON dengan konsep foto 360.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentu saja, selain aplikasi, masyarakat harus menggunakan pula kacamata pendukung VR. Kacamata bisa satu tipikal merek seperti Samsung Gear dan atau LG 360 VR, namun direkomendasikan yang bisa lintas merek semacam VR Shinecon.

Jika dua komponen tersebut sudah ada, maka suasana di stadion seolah olah akan langsung terasa begitu perangkat VR dipakai. Menu pertama akan memunculkan suasana stadion dari jarak sekitar 50 meter. Mau masuk ke stadion? Coba dongakkan kepala sedikit agar bisa mendekat ke arah pintu stadion. Jika sudah dekat, nanti akan muncul notifikasi seperti Pintu Tribun Utara.



Klik notifikasi tersebut, ujarnya, maka selanjutnya akan ada gerakan mengikuti alur yang dibuat Tim DDS Telkom. Alur ini tak ubahnya ketika kita berjalan kaki menyusuri lorong-lorong di stadion. Selangkah demi selangkah tak ubahnya masyarakat memang sudah ada di stadion.

Jadi, suasana di kanan kiri lorong, apa warna cat dinding, hingga tulisan apa yang tertera, bisa dilihat melalui aplikasi ini. Ketika alurnya selesai, misal sudah ada di kursi duduk penonton, maka kita tinggal gerakkan kepala sesuai keinginan. Lihat situasi kursi sebelah kanan, maka gerakkan kepala Anda ke bagian kanan. Hingga tengadahkan kepala Anda ke atas, maka situasi atap tribun bisa kita saksikan pula.

Selain dari tempat duduk, kita pun bisa masuk ke arena lapangan sepakbola. Jika di dunia nyata hal ini tak mudah bahkan dilarang, maka kita bisa rasakan sensasi menginjak rumput lapangan sepakbola kualitas wahid. Sensasi menjadi pesepakbola profesional bisa dirasakan, sekalipun raga kita boleh jadi masih pakai celana pendek sedang rebahan di kamar tidur.



Lalu, saat Anda mau keluar stadion, maka aplikasi dan kacamata ini akan memberikan panduan. Artinya, proses simulasi keberangkatan/kepulangan terjadi dengan sendirinya sehingga penonton akan lebih mudah pada saat berkesempatan datang ke stadion aslinya.

Selain suasana stadion (seperti GLBA dan Si Jalak Harupat yang sudah disiapkan), ada juga contoh lain arena seperti GOR Citra Arena untuk basket di Cikutra, Kota Bandung.

Konsep besarnya hampir sama, yakni kita bisa melihat seperti apa seluruh suasana di lapang basket terbaik di Jawa Barat ini. Bahkan, kita bisa lihat detil jenis kayu apa yang digunakan untuk alas lapangan tersebut. Sayang, VR ketika pertandingan berjalan terkendala hak lisensi siaran yang dimiliki mitra resmi kegiatan PON.

"Kami berikan aplikasi ini gratis. Masyarakat hanya cukup mengunduh aplikasi VR dengan tulisan PON2016 Virtual Reality, lalu siapkan sendiri kacamata VR. Setelah itu, sebagian arena bisa kita nikmati dengan cuma-cuma," sambung Arief Musta'in, baru-baru ini.



Menurut dia, Tim DDS menyiapkan platform ini sekitar dua bulan sebelum pelaksanaan PON XIX sebelum kemudian menggenapi dengan pembuatan aplikasi Android hingga muncul di pasar aplikasi (playstore) selama dua mingguan. Hingga selesainya pekan olahraga tersebut, aplikasi ini akan bersifat non komersial.

"Ini menjadi ujicoba pasar kami ke depannya, terutama untuk produk pemasaran yang membutuhkan konsep sejenis. Misalnya untuk melihat lokasi calon perumahan, apartemen, bahkan tak menutup kemungkinan bakal lokasi konser musik," katanya.

Menurut Arief, produk tersebut dirilis dari DDS Bidang Big Data. Artinya, data dari pengguna aplikasi ke depannya bisa diolah sebagai senjata pemasaran bagi perusahaan. Ambil contoh dengan mengetahui data spot venue mana saja yang terbanyak dilintasi, maka bisa dirancang metode pemasaran yang lebih akurat.

Sokongan BUMN pelat merah terhadap PON XIX 2016 Jawa Barat sebelumnya juga ditegaskan lewat gelontoran koneksi internet diberikan hingga 35 Gigabyte (GB) untuk 61 venue maupun 17 media center.

(ash/fyk)