Pasalnya, sejauh ini kualitas pendidikan di kota besar dan daerah masih terhampar kesenjangan yang sangat lebar. Faktor penghambatnya adalah infrastruktur yang belum merata, terutama di daerah-daerah pelosok. Hal ini kadang berbanding terbalik dengan infrastruktur telekomunikasi yang berkembang cepat.
Peluang inilah yang ingin dimanfaatkan oleh Quipper. Berbekal konten edukasi online, Quipper berharap bisa menjangkau semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik yang berlokasi di kota besar hingga pelosok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai buktinya, Quipper mengklaim pada hasil Ujian Nasional 2016 lalu 58% siswa pengguna Quipper berhasil mendapatkan nilai rata-rata di atas 400. Sedangkan 44% di antaranya sukses menembus perguruan tinggi pilihan lewat jalur SNMPTN. Sementara untuk SBMPTN sendiri, 50% siswa pengguna Quipper disebut berhasil lolos ke sepuluh Universitas Negeri terbaik di Indonesia.
Terkait dengan itu, seperti disampaikan oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Drs. Anas M. Adam, pemerintah juga disebut akan mulai menggalakkan belajar online.
Namun program ini awalnya lebih spesifik untuk tenaga pengajar atau guru. Jadi ketimbang mengikuti pelatihan yang mewajibkan guru untuk menempuh jarak ratusan hingga ribuan kilometer, belajar online diyakini jauh lebih efisien. Dengan begitu peningkatan kualitas para guru dapat lebih cepat dilakukan.
"Pemerintah akan menyiapkan belajar online untuk guru. Diberikan subsidi lewat kartu perdana yang dikelola oleh Telkom. Dengan Belajar online peningkatkan mutu guru bisa lebih cepat dilakukan," tandasnya. (yud/ash)