Kominfo Dorong Netizen Pro Aktif Lapor Konten Tak Pantas
Hide Ads

Kominfo Dorong Netizen Pro Aktif Lapor Konten Tak Pantas

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 21 Agu 2016 12:50 WIB
Foto: detikINET - Irna Prihandini
Jakarta - Iklan bertema LGBT yang muncul di jejaring sosial Twitter meresahkan sebagian penggunanya. Kementerian Komunikasi dan Informatika pun berharap netizen semakin pro aktif untuk melaporkan hal semacam itu.

"Kita ingin mendorong agar user ikut serta melakukan self reporting," kata Noor Iza, Plt Kepala Humas dan Pusat Informasi Kominfo kepada detikINET.

Munculnya iklan LGBT atau pornografi di jejaring sosial disebabkan beberapa hal. Misalnya mungkin karena banyak user yang membuka hal sejenis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemunculan ads tersebut bersifat otomatis yang seringnya terstimulus adanya banyak user yang membuka hal sejenis," tambah Iza.

Iza sudah meminta penjelasan terhadap pihak Twitter mengenai munculnya iklan LGBT. Untuk sementara Twitter memberi saran agar iklan yang mengganggu tersebut tidak muncul lagi.

Jadi di tiap iklan, ada tanda X di posisi kanan atas. Pengguna bisa mengklik dan memilih opsi tweet is offensive atau yang lainnya. Maka iklan dikatakan tidak akan muncul lagi.

Seperti diberitakan, iklan promosi layanan LGBT diketahui berseliweran di Twitter. Iklan bersangkutan mempromosikan aplikasi media sosial LGBT bernama Blued. Twitter sepertinya menayangkannya secara random dan biasanya muncul di tempat strategis, yaitu di posisi atas timeline.

Pengguna Twitter mengutarakan keresahan karena iklan tersebut cukup sering muncul. Terlebih promosi LGBT itu dianggap tak pantas ditayangkan di Indonesia. "Iklan Blued di mari semakin meresahkan warga Twitter," tulis sebuah tweet. "Ada yang tahu cara ngilangin iklan ini di timeline?" sebut yang lain.

Twitter sendiri sudah menanggapi isu ini. "Walaupun berbahasa Indonesia, iklan ini tidak ditayangkan oleh Twitter ID. Twitter ID adalah representative office. Semua iklan di-manage oleh Twitter Asia Pacific di Singapura Jadi, kami tidak tahu menahu," sebut Cipluk Carlita, PR Manager Twitter Indonesia kepada detikINET.

Untuk mengetahui kebijakan iklan Twitter, pengguna bisa mengunjungi twitterads.com. Nah, jika pengguna merasa terganggu dengan penayangan iklan tertentu, mereka bisa langsung melaporkannya ke pihak Twitter.

"Dan jika ada iklan atau konten lain yang dianggap melanggar peraturan Twitter serta mengganggu atau dianggap tidak relevan oleh pengguna, bisa langsung dilaporkan oleh pengguna tersebut. Bisa dicek lebih detail di about.twitter.com/id/safety," tambah Cipluk.

(fyk/fyk)
Berita Terkait