Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Trik Agar Aplikasi Dilirik Brand

Trik Agar Aplikasi Dilirik Brand


Rachmatunnisa - detikInet

Foto: detikINET/Rachmatunnisa
Jakarta - Peraturan pemerintah mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada perangkat 4G LTE membuka peluang akan lebih banyak muatan lokal di perangkat konsumen. Karena selain dari sisi hardware, muatan lokal juga bisa dipenuhi melalui software-nya.

Bagi vendor atau produsen handset yang memilih melakukan investasi software untuk memenuhi TKDN, nanti wajib menerapkan 70% aplikasi buatan lokal. Dari sisi developer, hadirnya TKDN diharapkan dapat membuat developer lokal bersaing dan memiliki kualitas yang hampir sama dengan developer internasional untuk memenuhi komponen lokal ponsel 4G LTE.

Operator telekomunikasi Smartfren misalnya, rajin mencari aplikasi lokal untuk memperkaya layanannya. Dikatakan Mass Production Dept. Head Smartfren Hartadi Novianto, aplikasi lokal di Smartfren Store masih sedikit. Dia berharap akan ada lebih banyak aplikasi lokal yang bisa mereka tampilkan di toko aplikasinya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi kami, aplikasi itu untuk additional revenue. Kita sudah terapkan itu di ponsel Smartfren Andromax," kata Hartadi di Conclave, Jakarta Selatan, Senin (15/8/2016).

Sementara itu, Director of Business Development TSM Technologies Joegianto, sebuah brand akan mempunyai sejumlah pertimbangan dalam memilih aplikasi yang akan dimasukkan ke handset atau layanannya. Jadi, perlu trik jika ingin aplikasi kita dilirik.

"Brand owner punya sejumlah keputusan secara technical mengenai aplikasi mana yang akan mereka ambil. Antara lain no malware, usefull bagi customer, mereka juga pertimbangkan kinerja aplikasi ini boros baterai atau gak, pemakaian data, jangan sampai handset atau layanan dari si brand ini disalahkan, disebut menyedot pulsa misalnya," papar Joegianto.

Hartadi membenarkan pemaparan Joegianto. Ditambahkannya, sebuah brand antara lain perlu tahu memori yang digunakan seberapa besar, roadmap aplikasi ke depannya seperti apa, targetnya apa, cara pemotongan pulsanya seperti apa, dan memenuhi semua sisi teknis network compliance.

"Satu hal lagi, karena untuk memenuhi TKDN, kami juga mempertimbangkan persyaratan pemerintah soal TKDN saat memilih aplikasi," kata Hartadi.

Untuk memenuhi aturan TKDN software, syaratnya antara lain aplikasi harus benar-benar asli Indonesia, dengan jumlah pengguna aktif minimal 1 juta per bulan, di-embed di smartphone dan punya server lokal.

"Semua persyaratan ini memang tricky tapi di sisi lain ini peluang bagi teman-teman developer lokal," Joegianto mengomentari.

Hadirnya aturan TKDN diharapkan memacu para developer lokal lebih bersaing dengan aplikasi global, tak hanya dari segi jumlah download, tetapi juga kualitas.

Sementara Hartadi menambahkan, aturan TKDN akan membuat brand seperti Smartfren, punya lebih banyak pilihan aplikasi menarik buatan lokal.

"Karena kebanyakan saat ini kerjasama dengan luar. Ini challenging, tapi bagus untuk mengurangi ketergantungan luar. Dan kita otomatis jadinya mendorong lokal," simpulnya. (rns/ash)
TAGS







Hide Ads