Google & Facebook Bendung ISIS dengan Teknologi Canggih
Hide Ads

Google & Facebook Bendung ISIS dengan Teknologi Canggih

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 27 Jun 2016 04:08 WIB
Foto: GettyImages
Jakarta - Merebaknya video ekstrim dari kelompok militan seperti ISIS di internet membuat beberapa raksasa teknologi bertindak. Google dan Facebook diam-diam menggeber teknologi canggih untuk membendungnya.

Video propaganda teroris memang disinyalir banyak disiarkan melalui media sosial seperti Facebok serta layanan berbagi video populer kepunyaan Google, YouTube. Keduanya pun mendapat tekanan kuat dari otoritas untuk melakukan langkah antisipasi.

Dikutip detikINET dari Reuters, teknologi yang mereka pakai untuk melawan propaganda ISIS awalnya ditujukan untuk mengidentifikasi dan menghapus konten video berhak cipta. Memakai semacam sidik jari digital yang dibenamkan di video yang spesifik, semua konten dengan sidik jari digital yang sama bisa dihilangkan secara cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kata lain, sistem tersebut mampu menghalangi upaya melakukan repost konten video yang sudah dinilai tidak pantas. Namun memang tidak bisa otomatis memblokir video baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Penggunaan teknologi anyar tersebut tentu akan semakin dipercanggih di masa mendatang. Sejauh ini, tidak ada konfirmasi resmi dari perusahaan yang menggunakannya, informasinya hanya dari sumber terkait.

Karena ditakutkan dengan membuka detail teknologinya, teroris mungkin punya cara untuk mengakalinya. Atau ada pihak seperti pemerintah negara tertentu yang ingin ikut memanfaatkannya untuk melakukan sensor internet.

Lagipula pemblokiran konten masih jadi isu sensitif bagi perusahaan teknologi semacam Facebook atau YouTube. Mereka ini dikenal sangat membela kebebasan berbicara dan sebelumnya mengandalkan pengguna untuk melaporkan konten yang tak patut.

"Tidak ada manfaat bagi perusahaan tersebut untuk membicarakan teknologi baru itu. Mengapa mereka mau menyombongkan soal penyensoran?" sebut Matthew Prince, CEO perusahaan distribusi konten CloudFare. (fyk/ash)