Adalah Akhmad Afrizal R. (Otomasi Sistem Informasi/OSI '14), Mokhammad Deny B. (OSI '13), Mokhammad Dedy B. (OSI '13), Rizky Altryara (OSI '13), dan Pratama Bagus B. (OSI '13) para mahasiswa yang membuat karya bernama LUVIZER (Line
Ultraviolet Sterilizer) Artificial Device Pengoptimalisasi Daya Germisidal Sinar UV (Ultraviolet Germicidal Irradiation) sebagai alat pensteril kamar bedah tersebut.
Kreasi ini pun lolos penilaian dan berhasil menerima dana hibah bidang Karsa Cipta dari Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) dalam ajang tahunan Program Kreativitas mahasiswa (PKM-KC) 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga perlu ditanggapi secara tepat demi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mengurangi resiko kecelakaan (malapraktik). Untuk itu, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan strerilisasi ruangan.
"Mengapa harus steril, karena alat-alat medis maupun ruangan yang digunakan itu untuk proses perawatan pasien, seperti kamar pasien, dan ruang bedah/operasi. Dengan sterilisasi sekaligus sebagai upaya menghindarkan pasien dari kontaminasi bakteri maupun virus," kata Akhmad.
"Jika tidak steril maka dapat mengganggu kelancaran proses bedah yang dilakukan petugas medis serta meningkatkan resiko kegagalan dalam proses pembedahan, seperti terjadinya infeksi akibat bakteri udara," lanjutnya dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (10/6/2016).
Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang bio engineering, pilihan dengan robot medis bernama LUVIZER dirasa sungguh tepat. Robot sterilisasi ini merupakan gabungan dari robot line follower dengan alat sterilisasi manual yang dapat dikontrol jarak jauh secara digital menggunakan controller arduino, sehingga dapat melakukan desinfeksi ruang operasi.
Metode desinfeksi ini dianut menggunakan cahaya ultraviolet (UV) yang memiliki panjang gelombang cukup pendek untuk membunuh mikroorganisme. Selain itu cahaya UV efektif untuk menghancurkan asam nukleat pada organisme ini yang menyebabkan DNA-nya terganggu oleh radiasi UV, sehingga organisme ini tak dapat melakukan fungsi-fungsi sel.
![]() |
Menurut Afrizal, robot LUVIZER yang dirancang ini sempat mengalami perubahan konsep berkali-kali, dan akhirnya dapat terwujud menjadi sebuah robot medis penyeteril kamar operasi. Robot medis ini juga sangat aman dengan sensor Passive Infrared Receiver (PIR) yang mampu mendeteksi suhu manusia.
"Karena lampu ultraviolet yang kami gunakan merupakan jenis UVC dengan panjang gelombang 260 nm yang radiasinya memiliki efek kimia dan efek germicidal yang mampu membunuh bakteri, kami menambah sensor PIR supaya jika terdeteksi ada orang di dalam ruang operasi, robot ini otomatis mati, sehingga petugas medis bebas paparan radiasi tersebut," tambah Mokhamad Deny B, rekan setimnya.
Mereka mengakui, secara keseluruhan robot ini belum siap untuk diproduksi secara massal, jadi masih harus terus dikembangkan dan diuji lagi. Namun ke depannya LUVIZER diharapkan dapat benar-benar diaplikasikan secara luas, sehingga mampu meningkatkan efektifitas paparan radiasi germicidal pada ruang operasi. (iwd/ash)