Pertanyaan tersebut coba detikINET sodorkan kepada Chief Marketing Officer Go-Jek Indonesia Piotr Jakubowski. Sayangnya, ia tidak memberikan jawaban pasti.
"Yang itu saya tidak tahu. Secara jujur, saat ini kami fokus pada ekosistem agar Go-Jek dapat berjalan ke depan dan bisa selalu memudahkan kehidupan masyarakat kita di banyak kota," jawab Piotr.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi sejumlah penyuntik dana di Go-jek telah buka suara. Akhir September tahun lalu misalnya, Northstar Group mengkonfirmasi soal kabar investasinya di bisnis ojek online Go-Jek.
"Kita invest iya, kita dari awal bantu Go-Jek," kata pendiri Northstar Group Patrick Walujo di forum Northstar Equity Partners, Jakarta, kala itu
![]() |
Patrick mengatakan investor yang masuk ke bisnis Go-Jek berasal dari beberapa investor yang berasal dari luar dan dalam negeri. Hanya saja Patrick merahasiakan berapa investasi yang dikeluarkan untuk mendanai bisnis Go-Jek.
"Kita lihat potensi Go-Jek ke depan masih besar, makanya kita investasi," katanya.
Selain Northstar, Sequoia Capital dikabarkan menjadi salah satu investor di Go-Jek. Perusahaan investasi asal California ini disebutkan menanamkan uangnya sebesar USD 20 juta atau sekita Rp 274 miliar. Ada juga nama Arthur Benjamin, yang disebut-sebut menjadi angel investor Go-Jek dari awal berdiri. (afr/ash)