"Sekarang ini kita importir bandwidth besar sekali, kira-kira 1,6 Tbps, itu setara Rp 3,2 triliun," ungkap Direktur e-Business Kemenkominfo Azhar Hasyim, saat berbincang dengan detikINET di Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Menurutnya, Indonesia saat ini punya segala sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan aplikasi yang berkualitas lewat program seribu startup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan semangat revolusi digital. Pemain lokal didorong terus tumbuh dan menghasilkan aplikasi berkualitas. Tujuannya supaya bandwidth internet tak banyak lari ke luar negeri.
"Revolusi digital akan kita alami ke depannya dan kita harus berani menopang pertumbuhan ekonomi bangsa dengan salah satunya digitalisasi," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Menurut dia, industri teknologi menjadi tumpuan era digital yang mengubah gaya hidup seluruh umat manusia. Revolusi aktivitas ekonomi dari tradisional ke digital akan meningkatkan kecepatan transaksi dan efisiensi proses ekonomi.
"Singapura, Malaysia, Brunei saja bangun data center untuk dorong jadi hub. Kita ada regulasi, tolong dibaca dan dipahami serta dijalankan. Ini saya menggugah nasionalisme pemain aplikasi karena mereka akan banyak dan terus tumbuh. Ayo kita setop impor, tetapi ekspor bandwidth keluar negeri," pungkas Rudiantara. (rou/fyk)











































