"Empat layanan ride sharing ini membentuk aliansi anti-Uber berskala global," tulis Recode dalam laporannya yang dilansir Jumat (3/6/2016).
CEO Grab Anthony Tan mengatakan, dengan adanya kesepakatan ini, update aplikasi Grab memungkinkan konsumennya memanggil mobil Lyft ketika mereka sedang berada di Amerika Serikat (AS). Fungsi ini akan bekerja dalam beberapa pekan lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi Kuadi asal China dan Lyft setuju untuk saling memberlakukan kesepakatan ini sejak April. Namun hingga sekarang, perjanjian saling menguntungkan ini belum berjalan mulus.
Konsumen Didi bisa memesan mobil Lyft saat mereka berada di AS, namun tidak demikian sebaliknya bagi konsumen Lyft ketika berada di China.
Ketika kesepakatan di antara Grab dan Lyft mulai berjalan, nantinya konsumen Grab bisa punya akses ke mobil Lyft di 200 kota di AS. Sementara itu, konsumen Lyft bisa mendapatkan mobil Grab di 30 kota di Asia Tenggara.
Sementara itu, belum ada informasi detail mengenai kapan kolaborasi yang sama dengan Ola asal India. Namun yang jelas, cara ini dilihat sebagai strategi yang akan efektif untuk menyaingi Uber.
Ketimbang menggunakan aplikasi berbeda di masing-masing negara, Grab, Lyft, Didi dan Ola memilih untuk bekerjasama melawan dominasi Uber. (rns/fyk)