Leonika, Pemburu Sejuta Donor Darah dari Surabaya
Hide Ads

Forbes 30 Under 30 Asia

Leonika, Pemburu Sejuta Donor Darah dari Surabaya

Ardhi Suryadhi - detikInet
Rabu, 02 Mar 2016 07:39 WIB
Foto: Dok. Pribadi Leonika
Jakarta - Muda dan bergelora. Ya, itulah kira-kira dua kata yang bisa menggambarkan sosok Leonika Sari Njoto Boedioetomo, pendiri dan CEO Reblood.

Bagi sebagian kalangan, mungkin nama Leo kurang familiar. Namun menurut Forbes, wanita kelahiran Surabaya ini merupakan salah satu anak muda dengan potensi paling menjanjikan di Asia.

Ya, Leo bersama segelintir orang berprestasi lainnya didapuk masuk ke dalam daftar anak muda elit 'Forbes 30 Under 30 Asia'. Tentu bukan sembarangan orang bisa masuk daftar ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama-nama yang muncul adalah orang-orang terpilih dari berbagai kategori: Entertainment & Sports, The Arts, Media, Marketing & Advertising, Retail & Ecommerce, Finance & Venture Capital, Enterprise Tech, Consumer Tech, Social Entrepreneurs, Manufacturing & Energy serta yang terakhir Healtcare & Science.

Leo sendiri mewakili kategori Healthcare & Science sebagai wakil Indonesia bersama Mesty Ariotedjo, pendiri WeCare.id. Leo β€” seperti yang sudah disebutkan di awal β€” merupakan nakhoda Reblood, dimana wanita kelahiran 18 Agustus 1993 (atau belum genap 23 tahun) ini berstatus sebagai pendiri dan CEO di startup tersebut. Lulus dari Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, gadis ini memulai karir entrepreneurship-nya setelah mengikuti MITx Global Entrepreneurship Program di Massachussets Institute of Technology pada 2014.

Perasaan campur aduk tentu saja hinggap di hati Leo saat tahu namanya dipilih oleh Forbes. "Senang, tapi sebenarnya tidak menyangka bisa masuk list tersebut yang bukan sembarangan orang bisa masuk. Tapi di sisi lain, hal ini menjadi pemacu semangat tim kami untuk lebih bekerja keras dan memberikan yang terbaik," ujar Leo saat berbincang dengan detikINET.



Dilatarbelakangi oleh fakta bahwa Indonesia kekurangan 1 juta kantong darah setiap tahunnya. DI tahun 2013, kekurangannya mencapai 2,4 juta. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Leo mendirikan Reblood pada January 2015.

Reblood adalah aplikasi yang membantu masyarakat untuk melakukan donor darah secara rutin, dengan memberikan reminder secara berkala dan memudahkan pendonor untuk mendonorkan darah di mana saja dan kapan saja melalui daftar event donor yang selalu di-update. Tujuan aplikasi ini adalah menyediakan solusi untuk meningkatkan awareness dan mempromosikan donor darah untuk menolong lebih banyak hidup orang lain. Reblood yang juga menggunakan gamification (sistem point and reward), dapat digunakan melalui web (reblood.com) dan smartphone Android.

"Donor darah sekarang, untuk masa depan seseorang," demikian tagline yang dimiliki Reblood.

Terlalu berlebihan? Tidak! Sebab mereka percaya setiap Anda membaca tulisan ini, lima orang di Indonesia sedang sekarat menunggu datangnya tranfusi darah, sehingga kehadiran pendonor sangat diharapkan semua orang. Namun ini semua tentu butuh proses dan perjuangan yang tak mudah.

Reblood sendiri sebenarnya bukan startup pertama yang dikerjakan. Sebelumnya ada startup lain yang juga terkait donor darah, namun mengharuskan tim untuk melakukan pivot agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Dalam proses pivot tersebut, anggota-anggota tim lain dengan terpaksa harus mengurus fokus lain yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan startup," kenang gadis ramah ini.

Pun demikian, pergantian anggota tim tak lantas membuat niat Leo ciut. Sebaliknya, ketimbang mengejar mimpi jadi orang kaya mendadak dari startup, ia justru semakin bergelora mengejar cita-cita menjadi pendiri startup yang mampu menambahkan 1 juta donor darah untuk Indonesia.

Menjadi Bagian di Start Surabaya

Reblood sendiri terbentuk di Start Surabaya, Start Surabaya merupakan program inkubator teknologi yang diinisiasi oleh Kibar, Suara Surabaya, Spazio, dan Enciety untuk lebih mengembangkan para entrepreneur teknologi di kota Surabaya. Program ini juga didukung oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini.



Langkah Leo dan Reblood di kancah startup Indonesia sampai akhirnya mendapat atensi Forbes tentu tak terlepas dari peran Start Surabaya yang telah memberikan dukungan luar biasa.

Selain menyediakan coworking space untuk tempat bekerja, dan mentor berpengalaman, Start Surabaya juga membantu Reblood menjalin kerjasama dengan Red Cross,Β  Palang Merah Indonesia (PMI) dan rumah sakit besar seperti National Hospital.

"Dan salah satu hal penting lainnya adalah Start Surabaya mempertemukan Reblood dengan startup-startup lain seperti Delihome, Riliv, Banku, Balikin.id, Foodsessive, Kingdorm, dan lain-lain, untuk bisa saling mendukung dan berkolaborasi," ungkap Leo.

Kerjasama seperti ini tentu akan sulit terjadi jika tidak ada ekosistem seperti Start Surabaya yang didukung oleh adanya co-working space (forward factory). (ash/rou)
Berita Terkait