"Kami memiliki program untuk mengangkat perekonomian warung-warung yang ada di Indonesia. Kita tahu sendiri, saat ini usaha kecil terhimpit oleh dominasi beberapa merek besar, apalagi nanti juga ada pemain-pemain asing yang tidak berpihak pada usaha kecil," ujar Ketua Umum ADEI Bari Arijono, usai deklarasi ADEI di Gedung Cyber 2, Rasuna Said, Jakarta, Senin (1/2/2016).
Di tahun ini, ADEI berencana membangun 1 juta warung digital. Inisiatif ini merupakan kerjasama ADEI dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdiri dari para pedagang atau toko kelontong untuk memanfaatkan teknologi digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para anggota yang bergabung menjadi warung digital ADEI, dijanjikan Bari mendapatkan sejumlah fasilitas, antara lain kredit kepemilikan smartphone, pelatihan dan pembinaan bisnis UKM, danΒ pendanaan.
"Mereka akan diberi smartphone, diajari menggunakan aplikasi, ADEI nama aplikasinya. Dan nantinya mereka juga akan membuat web sendiri yang difasilitasi di microsite kita. Dari sana mereka akan melayani kebutuhan pelanggan," jelasnya.
Bari sesumbar, visi dan misi ADEI pada intinya adalah berpihak pada rakyat kecil, dengan memberikan solusi yang menyiapkan mereka menghadapi persaingan ekonomi digital. Β
"Program jangka panjang kami adalah pengembangan talent digital, standarisasi keahlian dan sertifikasi digital, agar mereka siap menghadapi persaingan MEA dan perusahaan asing," sebutnya. Β
Ditambahkannya, ADEI akan pro aktif memberi masukan pada pemerintah untuk, membangun dan mengembangkan DNA (Digital National Agenda).
Saat ini, ADEI memiliki 150 anggota. Program Waroeng Digital saat ini baru merangkul UMKM wilayah Jakarta. Bari optimistis akan bisa menambah jumlah anggota dengan cepat dan berencana merambah wilayah lain, termasuk Jabodetabek.
(rns/ash)