Lale awalnya sering menjadi tempat curhat para perempuan di lingkungannya. Sebagai istri Sekretaris Desa, banyak yang mencarinya untuk tempat mengadu segala permasalahan, mulai dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, human traficking, sampai pernikahan dini, Lale menjadi penolong perempuan desa Batu Jai untuk menanganinya.
"Saya juga perempuan, ikut merasakan. Mendengar cerita mereka sangat menyentuh hati. Jadi saya tergerak membantu," kata Lale ditemui di kediamannya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aliansi ini kemudian memilih pemberdayaan melalui keterampilan menenun yang telah dikuasai perempuan setempat secara turun-temurun dan membentuk Koperasi Wanita Stagen.
Kerajinan Ketak
Sama seperti Lale, seorang ibu lain bernama Nikmah berupaya memberdayakan perempuan di sekitar lingkungannya dengan mendirikan Koperasi Harapan Bersatu pada 2003. Β
Jika Lale memilih pemberdayaan melalui keterampilan menenun, Nikmah mengajak perempuan di desa Bakan Daya Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, membuat kerajinan anyaman ketak.
Anyaman ketak sebenarnya sudah dikenal dan berkembang mulai dari Lombok Barat, Tengah hingga Lombok Timur dan kini banyak dipasarkan ke berbagai wilayah wisata seperti Bali, yang kemudian merambah hingga ke mancanegara seperti Jerman, Inggris, Prancis dan beberapa negara berkembang lainnya.
Bahan dasar kerajinan ketak adalah tanaman yang disebut ketak, yakni jenis paku-pakuan yang biasanya menjalar pada tanaman induk.
Ketak dapat dianyam kemudian dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan tangan seperti perlengkapan makan, tempat tisu, tempat buah, kap lampu, tudung saji bahkan tempat sampah.
![]() |
Yang menarik, pemasaran karya kerajinan via online tampaknya menjadi topik yang diminati para anggota koperasi. Pemanfaatan gadget dan media sosial membuka mata mereka akan pasar yang sangat besar.
"Kemarin sudah ada yang pesan lewat Facebook dari Jogja. Lebih banyak juga calon konsumen yang tanya-tanya. Jadi lebih jauh yang pesan," kata Nikmah.
![]() |
"Kalau dulu saya tawarkan jualan kan repot bawa kerajinan ketaknya ke mana-mana. Kemarin sudah dibuatkan katalog online jadi tinggal lihat di tablet, foto-foto produknya di situ," ujar wanita berkerudung ini.
Lale pun sependapat dengan Nikmah. Baginya, menjual karya tenun ikat melalui internet adalah sebuah mimpi yang terwujud.
"Saya bermimpi bisa pasarkan di internet, tenyata sekarang benar terwujud. Sudah tiga bulan ini pemasaran online dimulai," kata Lale. Β
![]() |
"Jadi ke depan, gimana caranya supaya orang luar negeri bisa langsung tahu dan membeli produk kami langsung lewat internet," harapnya. (rns/ash)



