Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Tokyo
Wah! Ada Inception di Balik Google Photo
Laporan dari Tokyo

Wah! Ada Inception di Balik Google Photo


Kris Fathoni W - detikInet

Product Manager Google Photos Chris Perry. (krs/detikINET)
Tokyo - Masih ingat dengan film Inception yang populer beberapa tahun lalu? Rupanya di Google Photo juga ada Inception, lho!

Secara garis besar, di sepanjang film sains fiksi produksi tahun 2010 itu Leonardo Di Caprio cs harus beraksi dengan menyelami mimpi. Nah, menariknya mereka bahkan harus melakukannya sampai ke beberapa lapisan mimpi alias mimpi dalam mimpi.

Nah, dalam menjalankan tugasnya secara maksimal aplikasi Google Photo ternyata memiliki 'Inception' pula. Apa itu? Pertama-tama kita lebih dulu harus memahami secara singkat cara kerja aplikasi foto andalan Google tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google Photo teranyar saat ini digadang-gadang Google bukan cuma tempat menghadirkan foto-foto Anda melainkan juga membantu merapikan seluruh foto itu agar Anda bisa kemudian dengan mudah melongok-longok kembali kenangan indah di koleksi foto tersebut.

Simpelnya, setelah jeprat-jepret, Google akan secara otomatis berusaha mengelompokkan foto-foto di library berdasarkan orang, tempat, dan lainnya, untuk mengurangi kerepotan Anda melabeli atau mengelompokkan foto itu satu per satu. Setelah itu pun Anda dengan mudah tinggal klik 'search' di bagian aplikasi untuk mencari foto berisikan objek yang Anda cari.

Teknologi itu sendiri merupakan bagian dari Machine Learning yang belakangan kian santer didengungkan Google. Nah, terkait hal itu ada pula rentetan panjang dalam proses canggih pemilahan foto di aplikasi Google Photo.

"Bertahun-tahun kami memoles facial recognition. Dan model terbaru yang kami pakai disebut Inception," sebut Product Manager Google Photos Chris Perry dalam acara The Magic in the Machine Google di Tokyo, Jepang, Selasa (10/11/2015).



Mendasarkannya pada model Neural Network, yang dinilai mirip dengan pemahaman cara kerja otak, total ada 22 lapisan yang akan bekerja di mesin untuk memilah foto berisikan objek dan kemudian mendefinisikannya ke kategori tertentu. Contohnya kucing, yang punya banyak gaya, dan tidak sesimpel seperti mendefinisikan foto dari sebuah bangunan bersejarah.

Seraya berseloroh, ketika ditemui usai acara, Perry menjelaskan lebih lanjut mengenai 'Inception' ini. Tools yang kami gunakan berbasis pada pemahaman sejumlah orang mengenai kemungkinan cara kerja otak. Tak perlu memahami Neural Network, hal itu membutuhkan gelar PhD," ucapnya sambil tertawa.

"Yang terpenting adalah ada banyak layer yang berusaha mengekstrak informasi tentang foto-foto, yang pada akhirnya akan memunculkan kesimpulan apakah (suatu objek) merupakan kucing atau kura-kura," bebernya.

(krs/ash)







Hide Ads