Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Pekerja Indonesia Paling Siap Kerja di Luar Kantor

Pekerja Indonesia Paling Siap Kerja di Luar Kantor


Yudhianto - detikInet

Lucky Gani. (yud/detikINET)
Jakarta - Meningkatnya pemanfaatan online menggiring kebiasaan baru di kalangan pekerja di Indonesia. Riset yang dilakukan Microsoft menunjukkan kalau Indonesia menjadi negara teratas yang pekerjanya paling siap bekerja di luar kantor.

Namun Microsoft lebih spesifik mengincar pekerja di bisnis-bisnis UKM. Tercatat 67 dari 100 pekerja UKM di Indonesia suka mengadopsi prinsip-prinsip baru, tempat, dan teknologi terbaru dalam menunjang pekerjaannya. Adapun bekerja di luar kantor termasuk di dalamnya, dengan memanfaatkan teknologi internet yang pesat sekarang ini.

Namun meski menurut Microsoft paling siap, nyatanya hanya sekitar satu dari tiga pekerja UKM di Indonesia yang sudah merasa dilengkapi dengan teknologi yang dibutuhkan untuk bekerja di luar kantor. Sebagian pekerja ini juga disebut kerap melakukan pekerjaannya di kafe, kalau berdasar studi terpisah yang dilakukan Microsoft bersama OpenRice.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Microsoft meyakini bahwa Indonesia dapat mencapai produktivitas yang lebih tinggi kalau para pekerjanya dibekali teknologi yang tepat. Riset yang dilakukan raksasa software juga menunjukkan peningkatan tren secara regional, di mana teknologi yang tepat dapat membantu kolaborasi antar pekerja untuk mencapai produktivitas tinggi, meski ketika mereka berada di lokasi yang berbeda-beda.

β€œPekerja (UKM) di Indonesia itu paling siap bekerja di luar kantor. Kami berharap penggunaan teknologi seperti Office 2016 dapat meningkatkan produktivitasnya (di luar kantor),” ujar Lucky Gani, Microsoft Office Business Group Head Microsoft Indonesia, di restoran Largo Bistrot, Kemang, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Sebagai informasi, riset yang dinamai New World of Work ini dilakukan terhadap bisnis-bisnis UKM di kawasan Asia Pasifik yang memiliki jumlah pekerja kurang dari 250 orang. Jumlah responden yang diikutsertakan sebanyak 2.000 partisipan yang berasal dari Indonesia, Australia, Hong Kong, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

(yud/ash)







Hide Ads
LIVE