Menteri asal pulau Rote Nusa Tenggara Timur ini mengatakan sudah mendapatkan surat dari pihak BlackBerry bahwa dalam waktu dekat, BlackBerry akan menemuinya.
"Saya dapat surat, tidak tahu kapan (akan datang) nanti saya lihat lagi. Intinya mau audiensi," tutur Saleh ditemui detikFinance di kantornya, Jumat (7/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itinya kan kita pasti menginginkan agar bangun dong pabrik di sini. Sementara pasar paling besar kan di sini, tapi bangun di negara lain. Nggak fair (adil) dong," katanya.
Bukan tanpa alasan, Saleh menganggp pasar Blackberry cukup besar di Indonesia. Dia menginginkan produsen memberikan kontribusi ke Indonesia, dan mengurangi impor ponsel.
Jangan mau nyari duit di sini tapi bikinnya di tempat lain itu nggak fair. Kalau mau jual di sini, bangun dong di sini. Itu aja," tegasnya.
Diketahui dari data Kementerian Perindustrian, impor ponsel di tahun 2014 mencapai 54 juta unit dengan nilai Rp 41 triliun. Paling besar yang diimpor adalah ponsel bermerek Samsung.
Sedangkan untuk BlackBerry sebanyak 367.251 unit dengan memakan porsi impor secara unit sebesar 0,67%. Sedangkan secara nilai, total impor Blackberry sebesar US$ 54,1 juta atau setara 1,81% dari total nilai impor.
(jsn/ash)