Menjadi peserta Imagine Cup tak melulu disibukkan dengan berbagai persiapan kompetisi. Di sela kegiatan mereka yang padat, tim Alix dari UNIKOM Bandung dapat pengalaman seru. Mereka diajak mengikuti Holographic Academy.
Di sini, mereka diajarkan bagaimana membuat aplikasi untuk HoloLens. Tentunya, kesempatan langka ini tak mereka sia-siakan. Sayangnya, di ruangan Holographic Academy, mereka tidak diperkenankan mengabadikannya dengan kamera.
Meski demikian, tim yang terdiri dari Wati Pitrianingsih, Muhammad Iqbal Tawaqal, Boby Indra Pratama dan Henra Setia Nugraha ini berbagi cerita bagaimana mereka menjajal teknologi kacamata 3D hologram dari Microsoft tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sulit sih 3D-nya. Untuk menentukan tampilan aplikasi yang kita buat. Kadang coding-nya gimana, munculnya di tampilan bisa beda," ujarnya saat ditanya mengenai kendala teknis membuat aplikasi HoloLens.
Diperkenalkannya HoloLens oleh Microsoft memang bakal membuka peluang baru bagi para developer untuk membuat satu lagi jenis aplikasi di platform yang baru.
Microsoft menyebutnya sebagai HoloLens 3D Headset. Kacamata ini berfungsi menampilkan informasi yang dilihat pengguna secara hologram. Tapi hologram tersebut tak benar-benar diproyeksikan, melainkan hanya bisa dilihat melalui lensa HoloLens.
Misalnya, pengguna sedang mendesain suatu bentuk di aplikasi pembuat desain seperti 3ds Max. Jadi, selain pengguna bisa melihat hasil garapannya di layar, lewat HoloLens pengguna juga bisa melihat secara langsung bentuk hologramnya yang sudah berdimensi 3D.
Dengan begitu, pengguna jadi seakan melihatnya langsung. Tak sebatas di layar komputer yang mengharuskan pengguna memutar-mutar objek untuk melihat seluruh bagiannya.
Guna memungkinkan penggunaan teknologi hologram lewat HoloLens, Microsoft juga mengumumkan HoloStudio, sebuah software development tool yang bisa digunakan pengembang untuk membuat sebuah aplikasi hologram.
Menariknya, penggunaan teknologi hologram ala HoloLens tenyata juga telah didukung oleh Windows 10. Karena di dalam Windows 10, Microsoft sudah membenamkan Application Programming Interface (API) yang dibutuhkan pengembang untuk membuat aplikasi hologram.
Lantas, apakah tim Alix juga berminat membuat aplikasi untuk kacamata 3D HoloLens? "Belum tahu. Kan HoloLens-nya juga belum rilis," kata Iqbal.
Yang jelas, mereka beruntung bisa belajar membuat aplikasi HoloLens dan menjajalnya. Senior Director Developer Audience Strategy Victoria Grady mengatakan, peserta Holographic Academy adalah para pelajar terpilih.
"Hal paling menyenangkan bagi Microsoft dalam Imagine Cup tahun ini, para peserta bisa mencoba teknologi baru dalam aktivitas seperti Holographic Academy. Ini kesempatan langka. Pelajar lain di planet ini belum tentu punya kesempatan yang sama, bahkan developer," ujarnya dalam sebuah sesi wawancara terpisah.
Proyeksi hologram yang biasanya hanya bisa ditemui di film-film, menjadi nyata dengan perangkat ini, dan Microsoft melibatkan para pelajar berbakat tersebut untuk ikut ambil bagian.
"Mereka diajari bagaimana mengembangkan aplikasi di bidang holographic dan menyasar HoloLens, dan tim HoloLens banyak memberikan masukan. Namun mereka belum benar-benar membuat aplikasi yang siap untuk dipublikasikan," kata Victoria.
Nah, ketika ekosistem dan lingkungannya siap nanti, bisa jadi tim Alix salah satu tim developer yang bakal ikut meramaikan aplikasi hologram.
(rns/rou)