Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
#dnewgeneration
Srikandi Suroboyo Pemangkas Birokrasi
#dnewgeneration

Srikandi Suroboyo Pemangkas Birokrasi


Adi Fida Rahman - detikInet

Tri Rismaharini saat diwawancarai detikTV (ash/detikINET)
Jakarta - Tri Rismaharini, merupakan salah satu sosok yang cukup fenomenal di negeri ini. Tak hanya dikenal dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan berintonasi tinggi, tapi juga karena keberhasilannya mempermak wajah Surabaya dalam lima tahun terakhir.

Tidak mengherankan bila Walikota Surabaya yang kerap dipanggil Bu Risma ini diganjar sederet penghargaan, dari dalam negeri serta dunia internasional. Mulai dari masuk dalam daftar 50 pemimpin dunia terhebat versi majalah Fortune, dinobatkan sebagai Walikota Terbaik Ketiga dari World Mayor Project hingga yang terbaru meraih World Mayor Commendation for Services to The City.

Gebrakan demi gebrakan telah dilakukan Risma guna meningkatkan kualitas kehidupan warga Surabaya. Salah satu terobosan yang telah dilakukannya adalah memanfaatkan teknologi informasi dalam menjalankan seluruh manajemen perkotaan serta memaksimalkan pelayanan.

"Tujuannya untuk mempercepat pekerjaan dan bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ujar Risma kala ditemui detikINET di rumah dinasnya beberapa waktu lalu.

Teknologi Pangkas Birokrasi

Sejak menjabat sebagai walikota, Risma melakukan efesiensi birokrasi dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini dilakukannya guna menciptakan smart city yang mapan.

Risma telah membuat beberapa terobosan program pelayanan secara elektronik lewat e-Musrenbang. Program ini dirancang agar warga dapat mengetahui apakah usulan pembangunan mereka diterima atau ditolak.

Dalam hal pengaturan anggaran Pemkot, ibu dua anak ini menerapkan e-Budgeting. Dengan demikian penggunaan anggaran sangat mudah dilakukan dan diawasi lantaran tercatat secara detail lewat sistem tersebut.

Berkat semua pelayanan dibuat online rupanya dapat memangkas birokrasi. Kata Risma, pemangkasan tersebut berhasil menekan anggaran belanja pegawai kota hingga tak sampai 28%. Biaya operasional pun dapat ditekan di angka 30%.

Saat ini jumlah lembaga pemerintahan di Surabaya pun semakin kecil. Jumlah kelurahan berkurang dari sebelumnya 163 menjadi 154. Kepala Seksi Kelurahan yang sebelumnya 4 menjadi 3. Begitu pula Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Pendidikan yang dulunya berjumlah 31 hanya tersisa 5.

Selain efesiensi birokrasi, Risma pun telah membenahi sistem database warganya. Data tersebut dilengkapi berbagai keterangan yang membantu pihak pemerintah Kota Surabaya mengetahui permasalahan warganya.

"Lewat software kami dapat memetakan dan menganalisa kebutuhan dan masalah warga. Misalnya soal kemiskinan, dapat dipetakan sehingga dinas terkait dapat langsung mengambil langkah guna mengangkat warga dari masalah kemiskinan," terang Risma.

e-Kios

Sukses melakukan efesiensi birokrasi tak menghentikan langkah perempuan yang berusia 53 tahun ini untuk terus meningkatkan pelayanan bagi warga Kota Pahlawan. Pada Januari lalu, Risma meluncurkan program e-Kios guna memudahkan warga mengurus segala perizinan.

"Bentuknya mirip mesin ATM. Masyarakat bila butuh layanan cukup datang ke mesin itu (e-Kios)," ujar Risma.

Saat ini e-Kios sudah terpasang di 235 titik di seluruh Surabaya. Ada tiga layanan publik yang dapat diakses, yakni e-lampid, e-health, e-pendidikan dan Surabaya Single Window (SSW).

E-lampid digunakan untuk layanan akta kelahiran, akta kematian, dan pindah datang. E-health dipakai untuk mendaftar antrean layanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit. E-pendidikan untuk melayani proses pendaftaran peserta didik baru (PPDB). Sedangkan SSW untuk mendaftar perizinan.
Β 
"Bila ingin buat akte kelahiran, cukup masukan data ke situ (e-Kios). Tiga hari kemudian akte akan dikirim ke rumah. Jadi masyarakat nggak perlu ngurus ke mana-mana," jelas alumus Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini.

Lebih lanjut Risma mencontohkan ketika ingin berobat ke Puskesmas. Warga tidak perlu datang pagi ke Puskesmas hanya untuk mendapat nomor antrian lebih awal. Cukup mendatangi mesin e-Kios, warga bisa dapat nomor antrian berikut perkiraan jam kunjungannya.

Demikian pula bila ingin kontrol di Poliklinik. Bisa mendatangi e-kios untuk ambil urutan antrian. Dengan ini lebih memangkas waktu karena tidak perlu daftar ke bagian umum dulu, karena dapat langsung ke poliklinik.

"Jadi mereka tidak perlu ke mana-mana, bila ingin mengurus segala sesuatunya. Datangi e-Kioas terdekat, lebih praktis dan tidak butuh waktu lama," pungkas Risma.

(ash/ash)







Hide Ads