Serigala berbulu domba. Mungkin inilah peribahasa yang cocok dialamatkan kepada Jesse Sanford Williams.
Di jejaring sosial, ia mengaku remaja tampan berumur 18 tahun. Padahal kenyataannya, pria ini sudah berumur 34 tahun, predator seks pula.
Untungnya, teror Williams kini sudah dihentikan. Pengadilan di Amerika Serikat siap mengurungnya dengan tuduhan kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, seorang korban yang asal Washington, AS, masih berumur 13 tahun tengah dimabuk kepayang setelah berkenalan dan menjalin kencan online dengan seorang remaja tampan berumur 16 tahun. Si remaja tersebut mengaku bernama 'Josh Nash'.
Namun pada Desember 2011, seseorang berumur 18 tahun yang bernama 'David' mengaku telah membobol akun dan password 'Josh'. 'David' mengaku bakal menghentikan aksinya jika wanita tersebut bersedia mengirimkan video bugilnya ke 'David'.
Entah bagaimana ia sampai terbujuk, sampai akhirnya sang ABG putri yang tengah dimabuk cinta itu bersedia menyelamatkan akun kekasih virtualnya, meski harus berkorban dengan mengirim konten bugil ke sang pembajak.
Padahal 'David' dan 'Josh' adalah orang yang sama, dan mereka adalah sosok bikinan Williams.
Remaja putri lainnya juga menjadi korban dengan modus yang kurang lebih sama. Williams si predator seks membuat akun jejaring sosial dengan nama 'David'.
Setelah menjajaki perkenalan dan akhirnya pacaran secara online dengan seorang ABG wanita, ia lagi-lagi membujuk wanita tersebut untuk mengirimkan foto berbau pornografi.
Pemaksaan tersebut sempat berlangsung beberapa waktu lantaran si korban diancam jika foto-fotonya bugilnya bakal disebar ke orang-orang bahkan ke ibunya sendiri.
Sampai akhirnya kejadian ini bisa dihentikan setelah ada yang melaporkan ke pihak kepolisian. Petugas kemudian melacak akses internet yang digunakan Williams dalam menjalankan aksinya.
Setelah beberapa lama pelacakan, aksi sang predator seks ini terendus dari sebuah perusahaan bernama Logan Aluminum.
Tak butuh waktu lama untuk kemudian meringkus Williams, setelah perusahaan tersebut membeberkan laporan login data karyawan, jadwal shift kerja, kamera pengawas, termasuk data karyawan dalam mengakses komputer di kantor.
Memang, kejadian ini terjadi di Amerika Serikat. Tapi kasus ini tentu bisa menjadi pengingat bagi pengguna internet Indonesia bahwa jangan gampang percaya dengan orang asing di internet. Terlebih jika orang tersebut meminta hal-hal aneh, seperti minta dikirimkan alamat rumah, keterangan pekerjaan orangtua, hingga foto bugil Anda. Jadi, berhati-hatilah!
(ash/ash)